Wagub Optimis Kalbar Mampu Turunkan Stunting hingga 14 Persen
Pontianak (Suara Kalbar) – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, membuka Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) Tahun 2021, Senin (14/3/2022).
Sosialisasi diselenggarakan oleh BKKBN Kalbar di Hotel Mercure Pontianak.
Turut hadir Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo, Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Kalbar, Muslimat, bupati/walikota, serta beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Kalbar.
Dalam konferensi pers, Wagub Kalbar mengatakan angka stunting tahun 2022 di Provinsi Kalimantan Barat terbilang cukup tinggi, yakni 29,8%.
“Angka ini sangat tinggi sekali dibandingkan standar nasional, yaitu 24%. Sedangkan di tahun 2024, angka stunting nasional ditargetkan berada pada angka 14%. Kita masih memiliki waktu sekitar 2 tahun untuk mencapai target tersebut,” kata Ria Norsan.
Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama BKKBN akan berupaya bekerjasama dengan seluruh kabupaten/kota di Kalbar untuk mencapai target penurunan angka stunting.
Pemprov Kalbar, tambah dia, akan berupaya bekerjasama dengan melibatkan TNI/Polri dan menggerakkan stakeholder yang ada, seperti Tim Penggerak PKK maupun Posyandu, dan instansi terkait lainnya.
“Saya yakin target penurunan angka stunting menjadi 14% akan tercapai melalui kerjasama yang baik,” ucapnya.
Namun untuk mencapai angka itu, perlu data yang valid agar mengetahui dimana letak kelemahan penurunan angka stunting ini.
“Misalnya seperti jamban penduduk yang kurang baik, kurangnya air bersih. Jadi, kita lihat, indikator mana yang harus diperbaiki,” jelas Ria Norsan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BKKBN Pusat menyampaikan bantuan yang diberikan selama ini sesuai data yang lengkap, yang terdiri dari pasangan subur jika hamil beresiko melahirkan anak stunting.
Ia menegaskan, Bantuan Pangan Non Tunai akan dipertajam sasarannya, lebih mengarah kepada mereka yang mempunyai resiko tinggi melahirkan anak stunting, sebagai salah satu bentuk upaya BKKBN.
Untuk itu, lanjut dia, sosialisasi stunting ini sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat. Stunting mempunyai ciri-ciri seperti tubuh yang pendek, tidak cerdas dan obesitas. Stunting itu pendek tetapi pendek belum tentu stunting.
“Penyebab anak stunting seperti sering sakit-sakitan, tidak mendapatkan makanan cukup gizi, dan pengasuhan yang kurang baik,” jelas Kepala BKKBN Pusat.
Seperti diketahui, stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now