Keren! Tradisi Sapi Hias di Pernikahan Putri Ketua IKBM Mempawah
Mempawah (Suara Kalbar) – Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya ragam budaya dan tradisi.
Setiap daerah dan suku bangsa pasti memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, tak terkecuali dalam hal resepsi pernikahan.
Seperti yang terlihat pada pelaksanaan resepsi pernikahan putri kedua Ketua Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) Kabupaten Mempawah, Usman Alatas, yang berjalan sukses dan lancar.
Kegiatan penuh suka cita keluarga besar dua mempelai itu dilaksanakan di Jalan Sepakat Desa Sungai Bakau Kecil, Kecamatan Mempawah Timur, Minggu (13/3/2022).
Membahas soal pernikahan pada masa kini, boleh dikatakan sudah sangat jarang ditemukan, prosesi yang dibalut dengan berbagai tradisi/budaya.
Nah, keluarga besar Usman Alatas terbilang sukses mengemas kegiatan pernikahan anak-anaknya dengan tradisi Madura yang kental.
Selama prosesi sakral tersebut, ragam seni budaya ditampilkan.
Mulai dari seni tari khas Madura, pencak silat khas Madura, serta kesenian Sandur khas Madura.
Selanjutnya ada juga penyerahan berbagai macam hasil pangan seperti buah kelapa, pisang, pinang dan padi.
Tidak hanya itu, pihak mempelai laki-laki juga menyerahkan seekor sapi yang sudah dihias dan hal itu menjadi tradisi orang Madura sejak dahulu kala.
Penyerahan sapi dilakukan tokoh pemuda Madura Mempawah, Rajuini, selaku perwakilan pihak laki-laki kepada Muhammad Pagi yang juga Wakil Bupati Mempawah, sebagai perwakilan mempelai wanita.
Ketua IKBM Mempawah, Usman Alatas, mengatakan, dirinya sengaja mempertontonkan kepada masyarakat, khususnya warga Madura, berkaitan dengan tradisi suku Madura pada saat resepsi pernikahan putrinya.
“Sebenarnya orang/suku Madura itu, banyak sekali tradisinya, termasuk saat resepsi pernikahan. Namun di Mempawah, saat ini masih sangat jarang ditemukan dan ditampilkan,” ungkapnya.
Untuk itu, Usman Alatas berharap keberadaan IKBM ini sedikit demi sedikit dapat mengenalkan tradisi Madura yang ada kepada masyarakat di Kabupaten Mempawah.
“Tentu kita berharap agar tradisi ini tidak hilang begitu saja dan bisa terus dilestarikan oleh masyarakat Madura lainnya.Jangan sampai hilang ditelan zaman,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, dirinya mengajak masyarakat untuk lebih jauh mengenal tradisi yang ada pada suku Madura.
Ia menegaskan keberagaman tradisi yang ada pada setiap suku adalah simbol kekayaan bagi negara dan simbol kekuatan bagi masyarakat Indonesia itu sendiri.
Harus Dilestarikan
Wakil Bupati Muhammad Pagi mengapresiasi terlaksananya prosesi pernikahan yang menampilkan sebuah tradisi Madura di Kabupaten Mempawah.
“Saya selaku Wakil Bupati Mempawah mengapresiasi Ketua IKBM Mempawah yang punya perhatian besar terhadap pelestarian tradisi Madura,” katanya.
Karena ia menyadari, prosesi pernikahan yang dikemas dengan adat istiadat dan tradisi sudah jarang sekali ditemukan seiring perkembangan zaman.
“Apa yang dilakukan Pak Usman Alatas harus kita lestarikan, terutama untuk generasi milenial sekarang ini, dimana tradisi dan budaya Madura seakan tidak mereka kenal,” ucap dia.
Di kesempatan yang lain, Junaidi, yang merupakan Budayawan Madura menerangkan tentang tradisi Saweran yang saat itu juga dilaksanakan untuk kedua mempelai.
Ia menjelaskan dalam tradisi pernikahan Madura juga ada namanya Ontalan atau yang lebih dikenal dengan Saweran. Yaitu tradisi ketika seorang lelaki sedang melamar seorang gadis.
Pihak dari keluarga lelaki memberi atau dalam jaga Nyagoni sang calon mantu perempuan. Jadi Ontalan/Saweran ini sebagai awal untuk memberikan rezeki pada calon mantu.
“Artinya gotong royong dalam membantu kehidupan awal calon pasangan suami istri dalam membina rumah tangga,” tutupnya.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now