Meski Omzet Turun, Produsen Kue Keranjang Tetap Layani Pelanggan

Pontianak (Suara Kalbar) – Kue keranjang adalah kue khas masyakarat Tionghoa yang tak boleh terlewatkan saat perayaan imlek.

Kue yang memiliki rasa manis dan legit ini pun ramai di buru pembeli jika menjelang imlek, baik untuk di konsumsi sendiri atau menjadi hadiah untuk kolega atau kenalan.

Namun sudah dua tahun terakhir semenjak pandemi covid-19 omzet kue keranjang dirasakan menurun.

Hal ini diakui oleh Tan Joe Lie pembuat kue keranjang di gang syukur 3 Pontianak Selatan.

“Produksi kue keranjang pada tahun 2022 ini menurun akibat adanya pandemi covid -19 untuk itu, pembuatan kue keranjang saat ini tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, sekitar 20 persen lah untuk penurunannya,” tutur Tan Joe Lie

Jika pada tahun- tahun sebelumnya ia mampu membuat kue keranjang hingga mencapai 2 ton kini hanya 1 ton saja.

“Untuk harga bahan-bahan untuk pembuatan kue keranjang juga mengalami kenaikkan pada saat ini terutama untuk harga gula pasir, karena bahan pokok utama pembuatan kue keranjang ini yakni adalah gula pasir,” tambahnya.

Dengan produksi menurun pada saat ini disertai juga dengan naiknya harga gula khususnya, membuat dirinya hanya mendapat untung sedikit, beruntung ia tidak mempekerjakan karyawan, namun dibantu oleh kerabat- kerabat saja.
“Ada untung tapi tidak banyak hanya sedikit, dalam proses pembuatan kami dibantu saudara semua keponakan,” imbuhnya.

Untuk harga kue keranjang yang dibuat olehnya yakni Rp 12.500 untuk set Kilogram, dan biasanya kue tersebut dikirim keluar daerah tergantung permintaan pelanggan.

“Biarpun harga sembako naik, saya tidak menaikkan harga kue keranjang, saya tidak mau menaikkan harga karena saya menjaga pelanggan saya yang sudah hampir tiap tahun membeli dengan saya lalu kabur ke tempat orang lain, ya saya cuma tidak mau kehilangan pelanggan intinya,” tutupnya.