Mahasiswa Institut Shanti Bhuana Laksanakan Program ILO Score
Bengkayang (Suara Kalbar) – Mahasiswa Institut Shanti Bhuana melaksanakan Program ILO SCORE atau International Labour Organization Sustaining Competitive and Responsible Enterprises.
“Meskipun masih dalam masa pandemi Covid-19 tidaklah menjadi penghambat bagi Kampus Institut Shanti Bhuana untuk melaksanakan kegiatan kerja praktik yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Manajemen 2018 sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat untuk dapat membantu agar UMKM dapat berkembang, lebih produktif dan kompetitif,” ujar Febriani seorang Mahasiswi ISB Semester VIII.
Menurut Febi, Sebelum dilaksanakan pendampingan pada UMKM di Bengkayang, mahasiswa Institut Shanti Bhuana dari Program Studi Manajemen Angkatan 2018 wajib mengikuti pembekalan kerja praktik selama 4 hari mulai dari 2 November 2021 sampai 5 November 2021.
Adapun kegiatan pembekalan ini dilakukan secara daring melalui zoom meeting yang terdiri dari 15 sesi dengan agenda penjelasan SCORE dan 5S Layout.
Eliminasi pemborosan, kerja aama dan informasi, kebijakan manajemen insani, identitas dan segmentasi pasar, inovasi dan pengembangan produk, Hygiene K3, dasar-dasar pelayanan prima.
Pembukuan usaha tingkat dasar, perhitungan HPP, dimensi dan standar mutu layanan, membangun budaya jaminan mutu, perencanaan kemasan produk, mengukur perubahan dan rencana aksi, dan penjualan online.
“Mahasiswi yang mengambil program study manajemen ini menambahkan pembekalan ini sangat membantu mahasiswa untuk mengembangkan skill dan berpikir kritis dalam menyusun program-program yang dapat menjawab kebutuhan UMKM, yang didampingi di masa pandemi saat ini sesuai dengan pengetahuan dan pelatihan-pelatihan yang telah diberikan selama pembekalan oleh para dosen dan Tim ILO SCORE,” katanya.
Febi mengatakan SCORE itu sendiri merupakan program pelatihan yang berbasis pada lima modul pelatihan utama dan pendampingan yang bertujuan membantu pelaku UMKM meningkatkan daya saing produksi, memperbaiki kondisi kerja dan memperkuat kerjasama dan memperbaiki komunikasi untuk meningkatkan kemajuan usaha.
“Adapun lima modul itu terdiri dari pertama, meningkatkan kerjasama di tempat kerja-dasar dalam keberhasilan bisnis. Kedua, peningkatan kualitas berkesinambungan. Ketiga, produksi bersih meningkatkan produktivitas. Keempat, manajemen sumber daya manusia untuk kerjasama dan usaha yang sukses. Kelima, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja sebagai sarana untuk produktivitas,” jelasnya.
Di lapangan, kegiatan kerja praktik yang dilakukan oleh mahasiswa ini adalah dengan memberikan bimbingan kepada pelaku UMKM dan mahasiswa ditugaskan sebagai konsultan yang memberikan nasehat-nasehat dan ide-ide baru untuk menunjang perkembangan dan kemajuan dari usaha yang dijalankan.
“Sungguh luar biasa, ada banyak hal menarik yang dapat dipelajari dari kegiatan kerja praktik ini, dengan berbagai aktivitas yang dilakukan selama pendampingan khususnya bagi Kantin Institut Shanti Bhuana telah mengalami perubahan yang positif selama program SCORE dilakukan,” katanya.
Menurutnya mulai dari penataan tata letak barang dan tampilan posisi produk, design menu makanan dan minuman, penambahan inovasi produk baru, sampai pada perubahan proses pemesanan yang dilakukan dengan menggunakan sistem nomor antrian sehingga memudahkan konsumen ketika melakukan pemesanan.
“Nah, Kelompok mahasiswa yang mendampingi usaha kantin mengimplementasikan ilmu pengetahuan tentang 5S Layout dan memberikan bimbingan untuk strategi efisiensi waktu penyediaan makanan, pengelolaam pencatatan penjualan, dan menggunakan modul inovasi produk baru untuk mendukung kemajuan usaha yang didampingi oleh mahasiswa yang melakukan kerja praktik,” jelas Febi.
Kemudian tambah Febi, Perubahan yang terjadi dilihat melalui perbandingan diawal observasi sampai pada akhir program berjalan, dan semua program yang dijelaskan selama pembekalan sangat membantu mahasiswa saat melakukan pendampingan untuk perkembangan dalam UMKM.
“Sehingga mahasiswa dengan berbagai pengetahuan yang dibagikan oleh Tim ILO SCORE dapat meyakinkan pemilik usaha bahwa setiap usaha memerlukan komitmen dan mau melakukan perubahan-perubahan untuk mendukung kesuksesan usahanya,” katanya.






