SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Mempawah Nopita Sang Mualaf Sujud Syukur, Kedua Orangtua Nyatakan Keislaman saat Dengarkan Pengajian

Nopita Sang Mualaf Sujud Syukur, Kedua Orangtua Nyatakan Keislaman saat Dengarkan Pengajian

Dari kanan, Nopita (jilbab hitam), mendampingi sang bapak, Tamensius (kopiah putih) dan sang ibu, Yunita (kerudung abu-abu), bersama Ustadz Syafuan, usai kedua orangtuanya menyatakan keislaman dan bersyahadat di kediaman mereka, Kampung Benteng, Kelurahan Terusan, Kecamatan Mempawah Hilir, Kamis (30/12/2021) siang. SUARAKALBAR.CO.ID/Foto. Dok Ustadz Syafuan.

Mempawah (Suara Kalbar) – Nopita, 29 tahun, seorang mualaf warga Kampung Benteng, Kelurahan Terusan, Kecamatan Mempawah Hilir, sempat merasa kejadian ini adalah mimpi.

Ia mencubit kedua tangannya, tapi terasa sakit. Saat itu lah ia sadar, bahwa apa yang diucapkan kedua orangtuanya itu adalah kenyataan.

Hidayah yang diturunkan Allah SWT kepada kedua orangtua Nopita terjadi saat ia mengundang para ibu mualaf untuk menggelar pengajian di kediamannya, Kamis (30/12/2021) sekitar pukul 13.00 WIB.

“Beberapa saat setelah melantunkan shalawat yang dilanjutkan kajian majelis mualaf yang dipimpin Ustadz Syafuan, tiba-tiba bapak dan emak bilang mau masuk Islam,” ujar Nopita.

“Masya Allah saya sampai terkejut, bahkan kami semua tadi yang mengikuti pengajian juga nyaris tak percaya,” ujarnya lagi.

Namun setelah Nopita dan Ustadz Syafuan menanyakan ulang, apakah mereka benar-benar mau masuk Islam, kedua orangtuanya, yakni Tamensius dan Yunita, menyatakan tekad yang bulat untuk menjadi muslim.

“Saya langsung menangis dan sujud syukur. Saya tak menyangka hidayah Allah Taala turun kepada orangtua saya. Masya Allah!” ungkap Nopita sambil menangis haru.

Ustadz Syafuan menambahkan, setelah menyatakan keinginan yang kuat untuk masuk Islam, proses syahadat pun langsung digelar.

Sekitar pukul 14.00 WIB, kedua orangtua Nopita, yakni Tamensius (bapak) dan Yunita (emak), dengan lancar mengucapkan syahadat.

Turut hadir menyaksikan, Ketua Majelis Mualaf, Muhammad Effendi.

“Prosesi syahadat berlangsung lancar, seluruh ibu pengajian majelis mualaf menangis haru, termasuk saya yang tak terasa meneteskan air mata. Ini benar-benar kuasa Allah SWT yang maha besar!” jelas Ustadz Syafuan.

Nopita sendiri, tambah Syafuan, sejak 2014 lalu memeluk Islam.

Sejak itu, ia rajin mengikuti berbagai pengajian majelis taklim mualaf untuk menambah pengetahuannya mengenai agama rahmatan lil alamin ini.

“Di kediaman ibu Nopita ini, juga beberapa kali menjadi lokasi pengajian ibu-ibu mualaf. Dan hari ini, hidayah datang kepada orangtuanya,” jelas Ustadz Syafuan.

Ia lantas menyampaikan rasa syukur, sekaligus bertekad untuk memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap kedua orangtua Nopita.

“Semoga Allah SWT memudahkan jalan kami untuk membimbing bapak Tamensius dan Ibu Yunita agar menjadi sosok Islam yang sebenar-benarnya. Amiin!” imbuhnya.

 

Berawal dari Mimpi

Ustadz Syafuan mengungkapkan kisah menarik terkait masuk Islamnya kedua orangtua Nopita.

Sebelum tergerak hati untuk memilih Islam, Tamensius beberapa waktu lalu bermimpi ditemui sesosok pria yang mengenakan sorban.

“Mimpi tersebut dirasakan amat indah bagi bapak Tamensius, sehingga hatinya tergerak untuk menjadi seorang mualaf bersama istrinya, ibu Yunita,” beber UstadZ Syafuan.

Begitu ada pengajian di kediamannya yang diselenggarakan sang anak yakni Nopita, maka Tamensius dan Yunita mengaku sangat terpesona dengan lantunan Shalawat Jibril dan Shalawat Thibbil Qulub yang diamalkan dalam pengajian mualaf tersebut.

“Nah, saat itu lah kedua orangtua ibu Nopita ini langsung dengan sangat yakin menyatakan diri hendak masuk Islam,” ucap Ustadz Syafuan.

Tamensius yang berusia 54 tahun memang saat ini menderita stroke. Karenanya, Ustadz Syafuan mendoakan semoga ia segera diberikan kesembuhan oleh Allah SWT.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan