Tak Perlu Panik Jika Demam dan Nyeri Usai Divaksinasi, Ini Kata Dokter Riska di Mempawah
Mempawah (Suara Kalbar) – Keluhan warga Desa Malikian, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, yang merasakan “sebal” atau seakan “mati rasa” usai divaksinasi, diduga kuat merupakan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI).
Wartawan SUARAKALBAR.CO.ID, berdiskusi dengan dr. Riska Susanti, Kabid Pelayanan RSUD dr Rubini Mempawah, Jumat (5/11/2021) siang.
Dokter Riska, sapaan akrabnya, adalah tenaga kesehatan yang dikenal aktif memberikan pelayanan vaksinasi masyarakat ketika masih menjabat sebagai Kepala Puskesmas Rawat Inap Sungai Pinyuh.
Dijelaskan Riska, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) merupakan bentuk respons tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan.
“Efek samping vaksinasi memiliki reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang,” ujarnya.
Menurut Riska, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyatakan bahwa vaksin COVID-19 tidak menimbulkan efek samping serius.
Dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes No. HK. 02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), dijelaskan secara umum vaksin COVID-19 tidak menimbulkan reaksi pada tubuh, atau apabila terjadi, hanya menimbulkan reaksi ringan.
“Vaksinasi memicu kekebalan tubuh, dengan menyebabkan sistem kekebalan tubuh penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung dalam vaksin virus Corona,” ujarnya.
Reaksi lokal dan sistemik seperti nyeri pada tempat suntikan atau demam, dapat terjadi sebagai bagian dari respons imun.
Komponen vaksin lainnya, misalnya bahan pembantu, penstabil, dan pengawet juga dapat memicu reaksi.
Vaksin yang berkualitas adalah, vaksin yang menimbulkan reaksi ringan seminimal mungkin, namun tetap memicu respons imun terbaik.
“Frekuensi terjadinya reaksi ringan vaksinasi ditentukan oleh jenis vaksin yang digunakan,” tutur Dokter Riska.
Diterangkan, reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi COVID-19 ini hampir sama dengan vaksin yang lain.
Beberapa gejala / reaksi yang timbul setelah disuntik vaksin virus Corona di antaranya, yakni:
- Reaksi Lokal
Reaksi lokal yang timbul pasca disuntik vaksin virus corona antara lain nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan. Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis.
- Reaksi Sistemik
Demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah dan sakit kepala.
- Reaksi Lain
Reaksi lain yang timbul pasca disuntik vaksin virus Corona di antaranya: reaksi alergi, misalnya urtikaria (biduran), oedem (pembengkakan), reaksi Anafilaksis Syncope (pingsan).
Nah, untuk mengatasi reaksi ringan lokal, pasca disuntik vaksin virus Corona seperti nyeri, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, petugas kesehatan dapat menganjurkan penerima vaksin untuk melakukan kompres dingin pada lokasi tersebut dan meminum obat paracetamol sesuai dosis.
Sementara untuk mengatasi reaksi ringan sistemik, pasca disuntik vaksin virus Corona seperti demam dan malaise, penerima vaksin dianjurkan untuk minum lebih banyak, menggunakan pakaian yang nyaman, kompres atau mandi air hangat, meminum obat paracetamol sesuai dosis.
Pentingnya Petugas yang Berkompeten
Selain reaksi vaksin, tambah dokter Riska, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI yang terkait dengan kesalahan prosedur juga dapat terjadi.
Untuk itu, sistem pelayanan vaksinasi mestinya terdiri dari petugas pelaksana yang kompeten.
Yakni, memiliki pengetahuan cukup, terampil dalam melaksanakan vaksinasi dan memiliki sikap profesional sebagai tenaga kesehatan.
Selain itu, peralatan yang lengkap, dan petunjuk teknis yang jelas, harus disiapkan dengan maksimal.
Petugas juga harus memahami petunjuk teknis yang diberikan. KIPI yang tidak terkait dengan vaksin atau koinsiden harus diwaspadai.
“Nah, untuk itu penapisan status kesehatan sasaran yang akan divaksinasi harus dilakukan seoptimal mungkin,” tegasnya.
Menuju Herd Immunity
Vaksinasi sangat penting untuk mencegah penularan penyakit menular, termasuk COVID-19 yang tengah mewabah di seluruh dunia.
“Vaksinasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, misalnya virus dan kuman,” jelas Dokter Riska.
Sedangkan tujuan Vaksinasi COVID-19 adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19, mencapai kekebalan kelompok / herd immunity untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Kemudian, menjaga produktivitas dan meminimalkan dampak sosial maupun ekonomi, serta melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh.
Vaksin yang dipergunakan di Indonesia, termasuk di Mempawah, jelas Riska, sudah teruji klinis oleh Balai POM RI dan mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia.
“Dengan demikian, masyarakat tidak perlu ragu untuk mendapatkan vaksinasi. Jika mengalami KIPI, tetap tenang dan segera hubungi petugas pelayanan kesehatan terdekat,” tutupnya.
Dipantau Komnas KIPI
Dalam pelaksanaan vaksinasi di Indonesia, pemerintah turut melibatkan Komnas KIPI untuk memantau jalannya vaksinasi.
Komnas KIPI adalah lembaga yang kredibel dan independen yang memiliki fungsi dalam mengawasi pelaksanaan vaksinasi khusus untuk kejadian ikutan pasca imunisasi.
Sejauh pelaksanaan vaksinasi COVID-19, Komnas KIPI melaporkan belum ada kematian langsung sebagai akibat dari vaksinasi COVID-19.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now