SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Mempawah Wabup Mempawah Apresiasi Program Penanganan Sosial Kemasyarakatan di Terminal Kijing

Wabup Mempawah Apresiasi Program Penanganan Sosial Kemasyarakatan di Terminal Kijing

TRANSFORMASI NELAYAN. Juli Wahyu Wibowo, Deputi General Manager Keuangan dan SDM PT Pelindo II Persero Cabang Pontianak, saat menyerahkan bantuan alat Fishfinder kepada perwakilan Kelompok Nelayan di Sungai Kunyit yang terdampak Terminal Kijing di Kantor Bupati Mempawah, Kamis (30/9/2021). SUARAKALBAR.CO.ID/Foto. Diskominfo

Mempawah (Suara Kalbar) – PT Pelindo II Persero meluncurkan Program Transformasi Fishing Ground / Pemberdayaan Ekonomi Nelayan dan Program Inkubasi Bisnis Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan bagi masyarakat terdampak Terminal Kijing.

Lauching kedua program PT Pelindo II –sebagai bagian dari solusi penanganan sosial kemasyarakatan itu, berlangsung di Aula Kantor Bupati Mempawah, Kamis (30/9/2021).

Kegiatan turut dirangkai dengan penyerahan Paket Program Pemberdayaan Nelayan, Paket Program Inkubasi Bisnis dan Santunan Anak Yatim bertajuk IPC Peduli Beramal.

Tampak hadir, Wakil Bupati Mempawah, Muhammad Pagi, Sekretaris Daerah, Ismail, perwakilan manajemen PT Pelindo II, PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI), Camat dan Forkopimcam Sungai Kunyit.

Kemudian, hadir pula para kepala desa se Kecamatan Sungai Kunyit, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan perwakilan nelayan terdampak Terminal Kijing.

Juli Wahyu Wibowo, Deputi General Manager Keuangan dan SDM PT Pelindo II Persero Cabang Pontianak, mengatakan, Program Transformasi Fishing Ground ini adalah salah satu bentuk tanggung jawab sosial PT Pelindo II atas dampak-dampak yang terjadi atas pembangunan Terminal Kijing.

PT Pelindo II, tambah Juli Wahyu Wibowo, berupaya membantu nelayan yang saat ini berkurang penghasilannya.

Caranya, dengan mengambil bagian dari laut untuk dikembangkan menjadi peluang usaha di darat.

Ia memaparkan, program pemberdayaan yang tengah dijalankan adalah, budidaya udang Vannamei, budidaya kepiting bakau, usaha tata boga, maupun usaha rintisan, seperti kue kering, souvenir dan sablon dan lain sebagainya.

“Dari program dan bantuan itu, PT Pelindo II berharap, bahwa dengan adanya operasional Terminal Kijing akan tercipta peluang ekonomi masyarakat yang terdampak,” tegas Juli Wahyu Wibowo lagi.

Jadi, meski nantinya nelayan sebagai salah satu pihak yang dirugikan atas operasional Terminal Kijing, tapi PT Pelindo II akan terus memberikan bantuan untuk menopang para nelayan dalam merintis usaha.

Terlebih jika nanti Kawasan Ekonomi Khusus, pembangunan Terminal Kijing dan ekosistem pelabuhan telah terbentuk, peluang usaha yang ada bisa dimanfaatkan para nelayan sebagai pencaharian baru.

“Dengan demikian, PT Pelindo II turut berharap, dari Transformasi Fishing Ground ini akan memunculkan peluang-peluang usaha di darat untuk para nelayan,” ujar dia.

Juli Wahyu Wibowo selanjutnya memaparkan, program pendampingan nelayan terdampak ini bakal terus berlangsung hingga Terminal Kijing benar-benar beroperasi penuh.

Dan nantinya, pendampingan ini bukan saja tanggung jawab PT Pelindo II, tapi juga menjadi komitmen dari terbentuknya ekosistem pelabuhan.

“Perusahaan-perusahaan yang ada di ekosistem pelabuhan melalui Forum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) atau CSR tentu akan memberikan bantuan-bantuan bergulir kepada nelayan,” bebernya.

Dalam kegiatan launching itu, tambah Juli, dirinya menyampaikan tentang Program Inkubasi Bisnis Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan bagi masyarakat terdampak Terminal Kijing.

Inkubasi bisnis adalah bantuan dari PT Pelindo II untuk memunculkan peluang usaha di darat akibat operasional Terminal Kijing.

Misalnya, makanan ringan, sablon, kue, katering, rumah makan dan lain sebagainya, yang dinilai sebagai peluang bisnis paling menjanjikan bagi para nelayan.

 

Ragam Program PT PMLI Sub Pelindo II

Ananto Febrian, Vice President Assesment Consulting PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI), mengatakan, program-program yang diberikan kepada nelayan terdampak Terminal Kijing ini disusun atas kajian mendalam.

Misalnya, isu-isu yang berkembang apa saja, dan kebutuhan nelayan apa saja.

“Jadi dalam penyusunan program ini jangkarnya adalah kebutuhan masyarakat dan perusahaan ada titik temu,” katanya.

Sejauh ini, telah banyak pelatihan yang diberikan kepada para nelayan terdampak.

Mulai pemberian keterampilan pengelasan, operasional komputer, usaha londri, sablon, kue dan jajanan masyarakat, katering dan rumah makan, boga, dan produk UKMM lainnya.

Sedangkan dalam program Fishing Ground, nelayan diberikan pengetahuan teori dan praktik budidaya udang Vannamei, kepiting bakau, transfer teknologi Rumpon Portable dan Fishfinder.

Pada akhirnya, manfaat dari pelatihan yang diberikan PT PMLI akan bisa memberikan keahlian khusus bagi nelayan terdampak untuk meningkatkan taraf ekonominya saat Terminal Kijing nanti beroperasi secara penuh.

Team Leader PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI), Suharman Noerman, menjelaskan, dari program tranformasi ini, para nelayan terdampak Terminal Kijing di Sungai Kunyit diharapkan bisa kembali menata kehidupannya.

PT PLMI adalah konsultan profesional yang ditunjuk PT Pelindo II Persero sebagai Team Leader dalam Program Transformasi Nelayan di Kecamatan Sungai Kunyit.

Perusahaan ini dikenal memiliki banyak tim ahli dengan pengalaman dan “jam terbang” yang tinggi untuk menjadi mitra kerja BUMN dan perusahaan multinasional lainnya.

Suharman Noerman yang juga Ahli CSR berstandar ISO 26.000 ini selanjutnya mengungkapkan, pelatihan yang diberikan PT. PMLI Sub PT Pelindo II kepada nelayan di Sungai Kunyit, selama ini sudah cukup banyak.

Bahkan di awal, yakni sekitar tahun 2020, masyarakat dan nelayan telah diberikan pelatihan inkubasi bisnis, dengan kompetensi-kompetensi yang nantinya akan mampu diserap dengan berbagai kegiatan pelabuhan di masa datang.

“Pelatihan yang diberikan juga bersifat keterampilan khusus. Jadi nantinya bisa dimanfaatkan untuk menghidupi para nelayan di sekitar Terminal Kijing, bahkan di luar Kijing,” kata dia.

Dalam menyiapkan jenis pelatihan, PT PMLI Sub PT Pelindo II, tambahnya, selalu berbasis kebutuhan dan minat dari peserta yang diambil dari desa terdampak.

“Pelatihan berbasis kebutuhan ini ditentukan lewat Musyawarah Forum Desa. Nah, jadi dalam pendampingan ini, Forum Desa menjadi suatu instrumen penting dalam keberhasilan program transformasi nelayan,” tutupnya.

 

Apresiasi Pemkab Mempawah

Wakil Bupati Mempawah, Muhammad Pagi, mengatakan, beroperasinya Terminal Kijing PT Pelindo II selain berdampak positif buat perekonomian, tentu menyisakan dampak negatif, berupa terganggunya aktivitas nelayan.

“Namun Pemkab Mempawah sangat mengapresiasi langkah-langkah PT Pelindo II untuk meminimalisasi dampak negatif tersebut melalui sejumlah program,” tegasnya.

Sejauh ini, tambah dia, PT Pelindo II telah melaksanakan program pendampingan sejak 2020 lalu, sekaligus menemukan alternatif sumber mata pencaharian melalui program transformasi yang tertuang dalam study fishing ground.

“Realisasi program PT Pelindo II ini terus kami pantau. Kami melihat yang sudah berjalan adalah kegiatan budidaya udang Vannamei, budidaya kepiting bakau, serta sarana Rumpon Portable dan Fishfinder,” ungkap Muhammad Pagi.

Karena itu, lanjut Wabup, Launching Program Transformasi Fishing Ground / Pemberdayaan Ekonomi Nelayan dan Program Inkubasi Bisnis Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang dilaksanakan PT Pelindo II ini, wajib didukung semua pihak.

“Saya yakin ini menjadi titik awal dimulainya komitmen PT Pelindo II terhadap keinginan masyarakat yang terdampak langsung maupun tidak langsung di sekitar Kecamatan Sungai Kunyit,” ucapnya.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan