Keren, Anak Millenial Tiongkok Suka ‘Nyemil’ Kerupuk Udang Asal Indonesia
![]() |
| Webinar Internasional “Menggali Potensi Ekonomi Tiongkok-Kalimantan Barat Pasca Pandemi” di ruang DAR Kantor Gubernur Kalbar. SUARAKALBAR.CO.ID/Pri |
Pontianak (Suara Kalbar) – Total perdagangan dua negara Indonesia dan Tiongkok mencapai 78,48 US Dollar dan ekspor meningkat signifikan meski ditengah pandemi dengan capaian angka 10,13 persen.
Salah satu komoditi terbaik yang dijual dengan keuntungan yang sangat pesat, yaitu kerupuk udang Indonesia diklaim meraup Rp.12 Miliar hanya dengan beberapa menit melalui penjualan online di Tiongkok.
Hal ini dinyatakan Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Mongolia, Djauhari Oratmangun saat Webinar Internasional “Menggali Potensi Ekonomi Tiongkok-Kalimantan Barat Pasca Pandemi” diruang Data Analytic Room Kantor Gubernur Kalbar.
“Beberapa produk Indonesia di China, makanan dan minuman sudah terkenal dengan kiat dan daya jual yang tinggi. Contoh penjualan online hanya dengan beberapa menit, penjualan kerupuk udang Indonesia meraup sekitar Rp.12 Miliar,” ungkapnya melalui Virtual, Jumat (16/4/2021).
Menarik, diakui Djauhari bahwa kerupuk menjadi makanan ringan favorit anak muda China salah satunya kerupuk udang.
“Anak-anak millenial suka dengan kerupuk, cemilan yang lagi trend di Tiongkok,” katanya.
Dijelaskannya terdapat China eksportir dengan salah satu usaha udang, sarang burung walet dimana seluruh pengusaja harus memperhatikan perjanjian Internasional yang sudah ada karena sebelum masuk pasar seluruh pihak harus memahami regulasi.
“Tidak perlu khawatir terhadap bahasa karwna ada 15 ribu mahasiswa Thiongkok asal Indonesia yang bekerjasama dengan pemerintah sehingga Bahasa tidak sulit untuk dipahami,” jelasnya.
Ditegaskan Dubes RI di RRT, bahwa Tiongkok menjadi investor terbesar dengan Kalimantan Barat dan akan datang investor lainnya ke Bumi Khatulistiwa dalam waktu dekat.
“Dalam waktu dekat Pengusaha Tiongkok akan datang ke Kalbar dengan investor lain dengan keragaman potensi yang ada di Kalbar,” tegasnya.
Dengan peningkatan investor tersebut dari Kepabeanan China, negara Indonesia masuk di rangking keempat meski saat ini harusnya naik kelas karena perkembangan yang sangat signifikan.
“Investasi terbesar China ke Indonesia meski Tourism Economy sayangnya di 2020 karena Covid-19 Tourism mati suri,” urainya.
Ia menambahkan 10 komoditi teratas ekspor RI ke RRT dengan produk unggulan Indonesia besi dan baja dengan peningkatan signifikan. Termasuk kopi teh dan barang tekstil sudah jadi dengan 1850 persen, termasuk gula dan kembang gula mencapai 330 persen.
Digital Economy karena kontribusi di Tiongkok 32 persen dan target di Indonesia sangat tinggi. Dengan kolaborasi digital ekonomi di Indonesia salah satunya dengan gojek.
Penulis: Pri
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





