SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Maraknya Prostitusi Online Anak, LDII Kalbar Gelar Seminar Islamic Parenting

Maraknya Prostitusi Online Anak, LDII Kalbar Gelar Seminar Islamic Parenting

Ketua Wanhat LDII Kalbar, Subhan, menyerahkan cinderamata kepada Ketua Satgas PPA, Nazmuddin Ishak, saat memberi materi dalam acara Islamic Parenting secara daring, Minggu (27/12/2020). SUARAKALBAR.CO.ID/Ist

Pontianak (Suara Kalbar) – Dalam beberapa pekan ini, publik
Pontianak dikagetkan dengan terungkapnya 500 anak yang terjebak dalam praktek
prostitusi online.

Keprihatinan ini yang
mendorong Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kalbar menggelar seminar
Islamic Parenting dengan tajuk Pola Asuh Anak Berkarakter Islami di Era
Milenial secara daring, Minggu (27/12/2020).

“Seminar ini menjadi alarm bagi orangtua, bahwa orangtua
berperan sebagai guru utama bagi anak-anak. Kepedulian orangtua menentukan
karakter dan moral anak, sehingga perannya mesti diperkuat,” ujar Ketua
DPW LDII Kalbar, Susanto, kepada para awak media di sela-sela Seminar.

Menurut dia, terjadinya penyimpangan perilaku anak tidak
menutup kemungkinan orangtua kurang peduli.

“Kepedulian itu bukan sekedar kecukupan materi, tetapi
lebih kepada perhatian dan komunikasi termasuk pendampingan,” tegas Susanto.

Semakin intens berkomunikasi maka anak merasa mendapat kasih
sayang. “Di sini lah tantangan kita, karena pembentuk moral anak
didominasi faktor keluarga, baru lingkungan sekitar,” ujarnya lagi.

Ketua Satgas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (PPA)
Kalbar, Nazmuddin Ishak, yang didaulat sebagai pemateri dalam seminar ini, mengingatkan
agar di era digital peran orangtua mesti lebih bijak.

“Kehidupan diakui tidak bisa dilepaskan dari gadget,
tapi orangtua juga mesti bijak dalam memberikan pengawasan,” katanya.

Ada hasil penelitian yang menyebutkan dari 100 anak usia SD,
95 anak diantaranya telah mengakses konten pornografi.

“Ini yang mesti menjadi perhatian kita semua. Karena
dengan mengakses pornografi akan menyebabkan kerusakan otak,” tegasnya.

Dampak kerusakan otak inilah yang membuat seseorang sulit
melakukan kontrol dan mengendalikan perilaku serta sulit merencanakan masa
depan.

“Kesulitan itulah yang membuat anak mudah terjebak
dalam praktek sex online,” tegas Nazmuddin seorang spesialis orthopaedagog
ini. Sarannya, tentu fungsi pendidikan keluarga dikembalikan dan diperkuat.

 

Penulis : Tim Liputan

 

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan