Pemerintah Susun Peta Jalan Wujudkan Substitusi Impor 35 Persen di 2022
![]() |
| Menperin Agus Gumiwang. [Suara.com/M Fadil] |
Suara Kalbar – Pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing industri nasional. Salah satunya dengan mengembangkan industri dalam negeri untuk mampu menjadi substitusi produk impor.
Hal ini juga bertujuan
mengurangi ketergantungan terhadap barang modal dan bahan baku serta
melengkapi struktur pohon industri di tanah air.
“Kami sedang dalam proses merumuskan road
map untuk program substitusi impor, sehingga nanti output dan
outcome-nya adalah substitusi impor yang didorong dapat mencapai 35
persen pada tahun 2022,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu (2/8/2020).
Langkah yang ditempuh untuk mewujudkan
kebijakan tersebut, antara lain substitusi impor pada industri yang
tercatat memiliki nilai impor besar di tahun 2019.
Sektor yang dimaksud meliputi industri
mesin, kimia, logam, elektronika, makanan, peralatan listrik, tekstil,
kendaraan bermotor, barang logam, serta karet dan barang dari karet.
“Ini yang akan kami tangani melalui
berbagai kebijakan. Kami percaya upaya ini akan mendorong pendalaman
struktur industri, peningkatan investasi dan penyerapan tenaga kerja
baru,” ungkap Menperin.
Selanjutnya, guna mencapai target
substitusi impor 35 persen pada tahun 2020, Kemenperin juga melakukan
langkah peningkatan utilisasi produksi seluruh sektor industri
pengolahan, dengan target peningkatan secara bertahap pada tahun 2020,
2021 dan 2022 sebesar 60 persrn, 75 persen dan 85 persen.
Menperin mengungkapkan, utilisasi sektor industri sebelum terjadinya Covid-19 mencapai 75 persen.
Saat ini, dengan adanya tekanan akibat
pandemi, utilisasi turun drastis hingga 40 persen. Berkat berbagai upaya
dilakukan untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap industri, saat ini
rata-rata utilisasi sektor industri manufaktur perlahan mulai bangkit ke
titik 50 perse .
“Karena itu, kami akan sekuat tenaga
mendorong agar utilisasi terus meningkat. Multiplier effect dari
optimalnya aktivitas industri akan berdampak positif kondisi tenaga
kerja, meningkatkan daya beli masyarakat, serta peningkatan pasar
ekspor,” paparnya.
Sumber : Suara.com, Selengkapnya DISINI
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





