SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Heboh Warga Tolak Rapid Test: Kalau Ada yang Masuk Pulang Tinggal Nama

Heboh Warga Tolak Rapid Test: Kalau Ada yang Masuk Pulang Tinggal Nama

Warga Makassar pasang spanduk tolak rapid test. (Foto: Facebook/via Terkini.id)

Jakarta (Suara Kalbar)- Di tengah upaya pemerintah memperbanyak rapid test massal, justru muncul penolakan dari sebagian warga. Salah satunya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, beberapa warga di daerah ini justru menolak uji tes corona itu hingga memasang spanduk penolakan.

Dilansir dari Terkini.id (jaringan Suara.com),
berdasarkan informasi yang dihimpun, banyak warga menolak rapid test
lantaran khawatir dinyatakan reaktif lalu diperlakukan seperti layaknya
pasien Covid-19 ketika meninggal dunia.

Di antara sejumlah spanduk, ada spanduk yang dengan keras menuliskan ‘Kalau Ada yang Mau Masuk Memeriksa, Pulang Tinggal Nama’.

Spanduk tersebut dipasang warga di
Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, fotonya
menjadi perbincangan di grup-grup Whatsapp pada Senin (9/6/2020).

Spanduk tersebut dipasang di lorong-lorong Kelurahan Ballaparang.

Warga di sejumlah tempat lain di Makassar
ikut memasang spanduk penolakan lantaran menerima informasi tentang
rapid test di area permukiman mereka.

Tanggapan Wali Kota Makassar

Menanggapi banyaknya penolakan rapid
test, Penjabat Wali Kota Makassar Yusran Jusuf meminta Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) untuk melakukan edukasi secara masif di
lingkungan masing-masing.

“Akhir-akhir ini kita melihat banyak
warga yang menolak untuk dilakukan rapid test di wilayahnya. Padahal ini
penting untuk mencegah secara cepat penyebaran virus di setiap wilayah
di Kota Makassar,” ujar Yusran, Selasa (9/6/2020).

Yusran pun meminta kerja sama LPM agar memberikan sosialisasi dan pemahaman terkait pentingnya warga melakukan rapid test.

“Mari kita berikan pemahaman kepada
warga, bahwa jika kita ingin melakukan deteksi virus lebih cepat, maka
kita harus lakukan rapid test. Kerjasama penting antara RT/RW, lurah dan
camat serta LPM,” katanya.

Ia menegaskan agar warga tidak takut melakukan rapid test karena belum tentu hasilnya reaktif.

“Kalau pun reaktif warga bisa melakukan
isolasi mandiri. Isolasi kan juga penting untuk kita tidak menyebarkan
virus ke orang-orang tersayang kita. Ini yang harus masyarakat paham dan
garis bawahi,” bebernya.

Dengan bantuan LPM, Yusran berharap ada
kesadaran dari masyarakat setempat agar tidak mengulangi penolakan rapid
test kembali, serta bisa bekerja sama dengan tenaga kesehatan yang
bertugas.

Sumber   : Suara.com

Editor      : Diko Eno

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan