Bakamla Seharusnya Lebih Bijak Berdiplomasi
![]() |
| Direktur The National Maritime Institute (Namarin), Siswanto Rusdi |
Jakarta (Suara Kalbar) – Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI
berencana mendirikan sebuah pusat informasi keamanan maritim Indonesia Maritime
Information Center atau IMIC untuk mengimbangi pemberitaan kemaritiman yang
selama ini dikeluarkan oleh International Maritime Bureau, Information Fusion
Center dan Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery
against Ships in Asia. Demikian informasi yang tertera di laman resmi Bakamla,
belum lama ini.
Menurut Kepala Bakamla, Aan Kurnia, informasi yang
dipublikasikan oleh ketiga lembaga tersebut selama ini tidak proporsional dan
cenderung merugikan Indonesia. Lebih lanjut Aan mengungkapkan, banyak informasi
yang secara fakta sebenarnya hanyalah kasus pencurian kecil di kapal. Namun,
diberitakan seolah terjadi perompakan besar saat diberitakan pada jurnal
lembaga tersebut.
Direktur The National Maritime Institute (Namarin), Siswanto
Rusdi, buka suara menanggapi pernyataan Kepala Bakamla tersebut. “Pernyataan
Pak Aan amat sangat disayangkan. Seharusnya, dia bisa memilih diksi yang lebih baik,
bukan hanya sekadar menyudutkan lembaga-lembaga itu,” kata Siswanto.
Diungkapkan Siswanto, dalam mempublikasikan informasi
seputar gangguan keamanan maritim (pencurian, perompakan, dll) yang terjadi di
kawasan Asia Tenggara dan menyangkut Indonesia –lokasi kejadian, pelaku,
target/korban– ketiga lembaga tersebut sebetulnya sudah melakukan konfirmasi
kepada otoritas Indonesia sebelum disiarkan dalam jurnal mereka.
“Malah, khusus di IFC, Indonesia menempatkan seorang
international liaison officer dari TNI AL sejak 2011 untuk memudahkan
komunikasi pihak Angkatan Laut yang tergabung di sana terkait peristiwa yang
terjadi,” urai Siswanto.
Sementara, untuk ReCAAP, tambah Siswanto, Indonesia memang
tidak memiliki representasi di sana karena bukan anggotanya. Tetapi, lembaga
ini sering mengundang Bakamla berbicara dalam Nautical Forum yang diadakan
rutin diadakan setiap tahun. “Yang terakhir diadakan pada 15 Januari 2020 lalu
dan saya hadir menyimak presentasi Bakamla yang disampaikan oleh seorang
stafnya.”
Karena itu, Kepala Bakamla diharapkan agar lebih bijak
berdiplomasi di ranah keamanan maritim di kawasan Asia Tenggara khususnya dan
Asia pada umumnya karena bisa merusak soliditas antarnegara yang sudah
terbangun selama ini.
Penulis : Tim Liputan
Editor : Dina Wardoyo
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





