32,25 Ton Cabai Datang ke Kalbar
![]() |
| Rutinitas di Pasar Flamboyan |
Pontianak (Suara Kalbar) – Untuk menstabilitaskan harga dan
pasokan sebanyak 32,25 Ton cabai didatangkan oleh Dinas Pangan Peternakan dan
Kesehatan Hewan (DPPKH) Kalimantan Barat.
Kepala Dinas Pangan Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPPKH) Muhammad
Munsif menyebutkan total cabai yang didatangkan itu dibagi dalam empat tahap.
Tahap pertama datang 13 Mei 2020 sebanyak 5 ton, kemudian tahap kedua datang
tanggal 17 Mei 2020 sebanyak 5 ton. Lalu tahap ketiga datang sebanyak 11 ton.
Terakhir tahap keempat sebanyak 14,25 ton.
Adapun cabai yang datang itu di antaranya cabai rawit merah
(CRM), cabai keriting (CK), dan cabai merah besar (CMB).
“Keseluruhan mencapai 32,25 cabai yang didatangkan ke
Kalbar,” ungkap Munsif.
Menurutnya ketiga bahan pokok itu merupakan komoditas pangan
strategis yang ketersediaannya di Kalbar masih defisit. Artinya volume yang
mampu diproduksi lokal masih jauh di bawah volume yang dibutuhkan untuk
konsumsi masyarakat.
“Konsumsi cabai rawit merah rata-rata masyarakat Kalbar setiap
bulannya mencapai 1.450 Ton,” jelasnya.
Sementara produksi lokal pada Juni diprediksi maksimal hanya
sebesar 300 Ton. Meskipun untuk Juni
2020 ini produksi ada tiga kabupaten yang berpotensi surplus. Sintang (48 Ton),
Mempawah (42 Ton) dan Kayong Utara (35 Ton).
Ia menambahkan kondisi defisit pun dilanjutkan ditenggarai
terus dialami kabupaten-kota di provinsi. Bahkan di tenggarai terus berulang
setiap bulannya hingga akhir tahun ini.
“Dan itu terjadi sepanjang tidak ada upaya peningkatan luas
tanam dan produksi serta penambahan pasokan cabai dari luar Kalbar,” tuturnya.
Munsif melanjutkan defisitnya pasokan itu membuat harga
cabai rawit merah di pasar mengalami kenaikan. Ia mencontohkan di Pasar
Flamboyan, sebagai pasar induk di Kota Pontianak. Harga cabai rawit merah terus
bergejolak sejak awal Januari hingga tiga minggu jelang Lebaran Idul Fitri 1441
H.
“Kisaran harga pun cukup mahal yakni antara Rp45 ribu
terendah dan 92 ribu tertinggi per kilogramnya sehingga bukan saja memicu
inflasi tetapi juga memberatkan masyarakat yang mengkonsumsinya,” pungkasnya.
Penulis : Dina Wardoyo
Editor : Diko Eno
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





