Pemakaian Metabolisme Lemak sebagai Sumber Energi Cadangan saat Berolahraga
![]() |
| . |
OLEH: ELIN DASARI*
GUNA mengubah makanan menjadi energi di sebut juga proses alami dari kinerja tubuh yang dimana reaksi di dalam sel dikatalis oleh enzim-enzim disebut dengan metabolisme.
Metabolisme ini dibedakan menjadi karbohidrat metabolisme dengan hasilnya monosakarida yaitu glukosa, metabolisme lemak atau lipid yiatu berupa asam lemak, gliserol, dan gliserida, serta protein berupa asam amino.
Metabolisme adalah suatu proses sangat terintegrasi dan terkoordinasi dengan berbagai tujuan dan mencakup berbagai kerjasama banyak sistem multi enzim.
Bagaimana cara kerja metabolisme tubuh ketika saat berolahraga, terutama pada proses metabolisme lemak? Apa yang mengkoordinasi dan mengintegrasi proses kinerja tubuh?
Kebutuhan energi makhluk hidup yang memberikan respon terhadap intenal tubuh seperti kebutuhan glukosa darah untuk siap dipecah menjadi energi.( John ,1994)
Pada saat berolahraga metabolisme lemak dalam tubuh akan terpakai menjadi energi bagi tubuh baik melakukan olahraga yang ringan maupun olahraga yang berat terkadang bagi seseorang yang sedang melakukan diet dan juga melakukan olahraga yang akan membutuhkan energi yang begitu banyak pemakaian lemak sebagai sumber energi pengganti bagi tubuh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, olahraga adalah suatu aktifitas manusia yang menggerakkan badan agar tercipta nya tubuh yang sehat
Secara umumnya berolahraga merupakan suatu proses aktivitas digunakannya simpanan karbohidrat di dalam tubuh sebagai sumber energi.hal ini akan terus berlanjut selama simpanan karbohidrat dan lemak digunakan untuk energi.
Energi cadangan yang akan digunakan pada saat berolahraga adalah energi yang disimpan dalam otot berupa glikogen otot, (marthin , 2000).
Tubuh manusia mempunyai mekanisme alamiah yang digunakan untuk mengatasi kondisi-kondisi yang tidak diinginkan agar tetap dalam kondisi normal. Adapun mekanisme alamiah ini disebut homoestatis.
Sehingga ketika tubuh orang yang sedang berolahraga untuk diet akan menjadi lebih baik dikarenakan pemakaian energi cadangan .
Hal ini disebabkan karena tubuh masih memiliki cadangan energi dalam bentuk lemak yang berasal dari karbohidrat yang disimpan dalam bentuk glikogen (mayes,2004).
Ketika berolahraga kadar glukosa darah akan mengalami penurunan
kadar glukosa darah akan menimbulkan serangan konveksi,
karena ketergantungan otak secara langsung pada glukosa. Namun, kadar yang jauh lebih rendah dapat ditoleransi asalkan terdapat terdapat adaptasi yang progresif (Albert,2001).
Meski demikian, kadar glukosa darah relatif tetap. Kecepatan penggunaan triasil dari lemak di daerah abdominal dan subkutan meningkat setelah glikogen habis digunakan sebagai sumber energi (Siburian,1999).
Setelah berolahraga, proses pemakaian lemak secara umum akan meningkatkan jika dibandingkan tidak melakukan aktivitas apa pun
Hal tersebut dikarenakan setelah berbuka berolahraga, metabolisme dalam tubuh manusia secara umum akan kembali degradasi karbohidrat dengan menkatabolisme glukosa melalui proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus kreb, dan rantai transport elektron untuk mensintesis energi dalam bentuk ATP.
Proses metabolisme triglisirida di jaringan adiposa menjadi asam lemak dan gliserol setelah seluruh glukosa darah dan cadangan glikogen di jaringan otot dan hati habis dikatabolisme untuk mensintesis energi dalam bentuk ATP.
Pemakaian lemak setelah berolahraga terjadi di dalam usus halus dan pencernaan dengan bantuan enzim lipase yang mencerna triasilgliserol dan fosfolipase yang mencerna fosfolipid. Triasilgliserol dan fosfolipid ini diperoleh dari makanan yang dikonsumsi ketika sebelum berolahraga.
Kemudian ikatan ester antara asam lemak dan gliserol dihidrolisis oleh lipase. Adapun kerja enzimlipase ini dihasilkan pankreas pada triasilglisero Fosfoliperase menghidrolisis ikatan ester antara asam lemak dan gliserol
Setelah berolahraga, proses pemakaian lemak secara umum akan meningkatkan jika dibandingkan tidak beraktivitas
Hal tersebut dikarenakan setelah berolahraga, metabolisme dalam tubuh manusia secara umum akan kembali ke kondisi stabil dengan menkatabolisme glukosa melalui proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus kreb, dan rantai transport elektron untuk mensintesis energidalam bentuk ATP.
Adapun produk-produk pencernaan tersebut diubah kembali menjadi triasilgliserol di dalam epitel usus, yang kemudian dikemas dala lipoprotein yang dikenal sebagai kilomikron dan disekresikan ke dalam limfa.
Sehingga kilomikron akhirnya masuk ke dalam darah dan berfungsi sebagai salah satu lipoprotein utama dalam darah. Triasil-gliserol dalam kilimikron dan VLDL dicerna oleh lipoprotein lipase (LPL),yang merupakan suatu enzim yang melekat pada sel endotel kapiler. Asam-asam lemak yang dilepaskan kemudian diserap oleh otot dan jaringan lain untuk dioksidasi menjadi CO2 dan H2O untuk menghasilkan energi. Asam-asam lemak ini diserap oleh jaringan adiposa dan disimpan sebagai triasil-gliserol setelah makan (Marks,2000).
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa proses metabolisme yang terjadi pada saat berolahraga akan sangat membutuhkan energi cadangan yang begitu banyak.
Hal tersebut dikarenakan pada saat berolahraga,proses pemakaian lemak umumnya akan meningkatkan apabila dibandingkan dengan kondisi tidak melakukan aktivitas. Kemudian saat berolahraga, didalam tubuh mempunyai mekanisme alamiah yang digunakan untuk mengatasi kondisi-kondisi yang tidak diinginkan agar tetap dalam kondisi normal.
*Penulis adalah Mahasiswa Untan Pontianak Angkatan 2018 Prodi Kimia FMIPA
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





