SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Ini Kronologis dan Klarifikasi Pasien Positif Covid-19 di Mempawah

Ini Kronologis dan Klarifikasi Pasien Positif Covid-19 di Mempawah

Sekretaris Wilayah Kokam Kalbar, Jerry Fahrain

Mempawah (Suara Kalbar) – Kasus pasien positif Covid-19 di Kabupaten Mempawah, WM (38) menimbulkan polemik di masyarakat.

Sekretaris Wilayah Kokam Kalimantan Barat, Jerry Fahrain, S.Kep, Ners, meluruskan kronologis kepulangan WM dari Temboro ke Segedong serta beberapa hal terkait lainnya.

Jerry menceritakan, WM mengontrak rumah di Temboro. Si pemilik rumah kontrakan, diketahui mengalami sakit sejak 2 pekan lalu dan tak kunjung sembuh. Ketika dilakukan swab, pemilik kontrakan dinyatakan positif Covid-19.

Dari hasil itu, petugas kesehatan melakukan tracking terhadap orang yang melakukan kontak dengan si pemilik rumah kontrakan. Ada 18 orang yang terdeteksi, salah satunya WM. Namun, WM mengaku sudah lebih 2 minggu lalu tidak melakukan kontak dengan si pemilik rumah kontrakan.

“Awalnya, petugas sempat tidak melakukan pemeriksaan terhadap WM karena dinilai tidak memiliki gejala demam, batuk, pilek dan lainnya. Namun akhirnya WM tetap menjalani pemeriksaan swab,” jelas Jerry kepada Suara Kalbar, Kamis (23/04/2020) di Mempawah.

Hingga tanggal 15 April, lanjut Jerry, WM mendatangi klinik setempat untuk meminta surat keterangan kesehatan yang membuktikan dirinya tidak memiliki gejala dan sakit. Surat tersebut dimaksudkan untuk proses kepulangannya ke Pontianak pada tanggal 16 April.

“Meski mendapatkan surat kesehatan, petugas klinik mengingatkan WM agar menjalani prosedur karantina mandiri ketika tiba di Pontianak. Apalagi orangtua dari WM ini adalah Ketua RW di desanya di Kecamatan Segedong. Sehingga tahu prosedur dan mekanisme karantina mandiri terhadap WM,” ujarnya.

Bahkan, kata Jerry, sebelum pulang ke Pontianak, WM minta kepada orangtuanya agar melaporkan kedatangannya dari Jawa ke Puskesmas Segedong. Dan WM menanyakan apakah nanti dirinya yang datang ke Puskesmas atau petugas yang datang ke rumah untuk melakukan pemeriksaan.

“Saat itu, petugas mengatakan akan datang ke rumah. Namun, setelah tiba di rumah tidak ada juga petugas yang datang melakukan pemeriksaan. Dan sebelum tanggal 16 April, bapaknya lapor ke Puskesmas tentang kedatangan WM. Bahkan pada tanggal 17, bapaknya kembali melapor ulang ke Puskesmas. Dan pihak Puskesmas mengatakan petugas yang akan datang ke rumah. Asalkan WM menjalani isolasi mandiri,” tegasnya.

Setelah beberapa hari di Segedong, tepatnya pada tanggal 21 malam, WM mendapatkan informasi dari tentangganya di Temboro tentang hasil swabnya yang positif Covid-19. Kemudian, WM lapor ke Puskesmas dan siap untuk di isolasi ke rumah sakit. Dan pihak Puskesmas menyatakan besok hari saja (Rabu) menjemput ke rumahnya.

“Artinya sudah ada koordinasi yang baik antara WM dengan Puskesmas untuk proses penjemputan di rumahnya. Sehingga, tidak ada istilah jemput paksa dan lainnya dalam penanganan WM,” tuturnya.

Selain itu, Jerry pun meluruskan informasi terkait status pekerjaan WM di Temboro. WM bukanlah pendiri atau pengajar di Pondok Pesantren, melainkan hanya membuka usaha londri untuk santri di daerah itu.

“WM memang melakukan isolasi mandiri di rumah Tamboro dengan pengawasan petugas kesehatan setempat. Ini berarti, WM tidak melarikan diri dari Temboro ke Kalbar. Dan selama pulang ke rumah di Segedong, WM tidak pernah keluyuran. WM sudah melakukan karantina mandiri di rumahnya,” tegasnya lagi.

Penulis : Dian Sastra

Editor   : Dina Wardoyo

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan