Dampak Covid-19, Nasib Pekerja Seni di Mempawah di Ujung Tanduk
![]() |
| Achmad Boross.[Ist] |
Mempawah (Suara Kalbar)- Pandemi Covid-19 berdampak negatif terhadap seluruh sektor kehidupan masyarakat. Kesulitan itu pula yang dirasakan para seniman lokal dan fotografer di Kabupaten Mempawah.
Mereka berharap, pemerintah daerah dapat membuat kebijakan yang efektif untuk mengakhiri pandemi virus yang berasal dari Wuhan, China itu.
“Kami berharap Pemerintah Kabupaten Mempawah bersikap tegas dalam melakukan penanganan cepat Covid-19. Harus ada ketegasan dan kebijaksaan pemerintah daerah agar masyarakat dapat mentaati dan disiplin,” imbuh Pekerja Seni Mempawah yang juga fotografer, Achmad Boross, di Mempawah, Senin (27/04/2020) pagi.
Dia mencontohkan kewajiban karantina mandiri selama 14 hari maka harus benar-benar diterapkan dengan maksimal dan penuh disiplin. Jika kebijakan ini diabaikan masyarakat maka dapat berdampak fatal terhadap penularan Covid-19 yang semakin masif dan membahayakan.
“Walau pemerintah sudah menganjurkan karantina mandiri dan mengisolasi diri di rumah, namun faktanya masih banyak masyarakat tidak mematuhi ketentuan itu maka sia-sia kebijakan tersebut. Maka, kebijakan ini harus dilakukan dengan sikap tegas dan sanksi yang keras,” sarannya.
Dia mengaku sangat khawatir menghadapi pandemi Covid-19. Jika pandemi berlangsung lama dan tak kunjung tuntas, maka mengancam kelangsungan hidup manusia. Terutama dari sisi ekonomi. Banyak masyarakat yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup di tengah situasi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir dua bulan ini.
“Bagi kami pekerja seni sangat merasakan dampak pandemi. Para pelanggan sudah tidak lagi memanfaatkan jasa kami. Sebab mereka lebih fokus untuk bertahan hidup di tengah pandemi ini. Otomatis penghasilan menurun drastis dan perekonomian kami semakin sulit,” lirihnya.
Achmad Boross mengaku, di masa pandemi Covid-19, job fotografer di Kabupaten Mempawah rata-rata turun hingga 80-90 persen. Biasanya berharap dari jasa foto wedding dan juga foto studio. Begitu pula dengan event organizer (EO) yang kini otomatif kehilangan job.
“Namun sejak pandemi Covid-19, kami hanya bisa berharap dari foto studio. Tapi itu pun minim sekali, dapat order sekali sehari saja sudah syukur,” ungkapnya lesu.
Penulis : Dian Sastra
Editor : Diko Eno
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





