SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Buah Pepaya Pencegah Sembelit

Buah Pepaya Pencegah Sembelit

Oleh: Vicky Rama Debora*

KONSTIPASI atau sembelit adalah suatu keadaan dimana sekresi dari sisa metabolisme nutrisi tubuh dalam bentuk feses menjadi keras dan menimbulkan kesulitan saat defekasi (Irianti, 2014). Konstipasi juga merupakan keadaan yang sering ditemukan di dalam masyarakat, dimana umumnya dihubungkan dengan kurangnya mengkonsumsi serat, kurang minum dan kurangnya aktifitas fisik (Faigel,2002).

Sembelit dapat juga disebabkan karena kurangnya cairan, kurang mengonsumsi makanan yang mengandung serat, mengonsumsi makanan yang dapat menimbulkan efek samping sembelit, seperti antasida (zat aktif aluminium), dan penurunan fungsi rectum (pada orang lanjut usia) (Puspitasari, 2007).

Dalam penyembuhannya masyarakat sekarang memilih jalan yang lebih efisien dan cepat yaitu dengan mengonsumsi obat-obat yang dijual di pasaran dan apotek. Padahal di sekitar kita banyak sekali katalis herbal yang mampu menyembuhkan sembelit tanpa mengeluarkan banyak biaya. Salah satunya dengan  mengonsumsi enzim papain. Enzim papain dapat kita temukan pada buah papaya.

Tanaman pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu tanaman buah tropis asal Meksiko Selatan. Tanaman ini diketahui tumbuh di daerah-daerah basah, kering, daerah dataran rendah, serta pegunungan (sampai ketinggian 1.000 m dpl). Di daerah dataran tinggi, sebenarnya pepaya dapat tumbuh, tetapi buah yang dihasilkan kurang optimal (Suketi dan Sujiprihati, 2009). Buah pepaya juga kaya dengan serat yang dapat mencegah penyerapan air yang berlebihan di usus besar.

Buah pepaya mengandung 1.0-1.5% protein; 1.0-1.5% vitamin A; dan 69–71 mg (100 g)-1 vitamin C. Mineral yang terkandung dalam buah pepaya di antaranya  kalsium sebesar 11–31 mg (100 g)-1 dan  kalium sebesar 39–337 mg (100 g)-1. Kandungan lain dalam buah pepaya adalah 0.1% lemak rendah; 7-13% karbohidrat; 35– 59 kkal (100 g)-1;  200 kJ energi dan 85-90% air (Villegas,1991). Pada  bagian tanaman buah pepaya seperti akar, daun, buah dan biji mengandung fitokimia, seperti polisakarida, vitamin, mineral, enzim, protein, alkaloid, glikosida, saponin dan flavonoid yang semuanya dapat digunakan sebagai nutrisi dan obat  (Krishna et al.,2008).

Pada buah papaya terkandung asam butanorat, metal butanoat, benzilglukosinolat, linalool, papain, asam alfa linoleat, alfa filandren, alfa terpinen, gamma terpinen, 4-terpineol, dan terpinolen. (Duke,1983).

Papain merupakan enzim protease yang diproduksi dari getah buah papaya. Dalam papain kasar terkandung tiga jenis enzim yaitu papain, lysozim, dan kimopapain.

Kimopapain merupakan enzim yang bisa tahan hingga pH 2. Papain memiliki lokasi aktif yaitu pada Cys 25 His 159 – Asn 175 merupakan jenis enzim endopeptidase yang artinya mampu memecah protein atau ikatan peptida dari dalam. Penggunaan papain sebagai sumber protease adalah untuk meningkatkan kecernaan protein makanan (Fitasari,2012).

Papain juga termasuk enzim protease yang dapat membantu mencerna protein. Enzim ini efektif menguraikan daging dan protein lainnya. Cara kerja enzim papain mirip dengan pepsin yaitu enzim pencernaan yang diproduksi di perut untuk memecah protein menjadi asam-asam amino yang dapat diserap oleh usus. Dengan proses pencernaan protein yang lebih baik, maka sembelit pun bisa diatasi dengan lebih efektif. Pepaya juga dikenal luas sebagai buah yang memiliki kandungan serat yang tinggi. Keberadaan serat ini mampu membuat kotoran menjadi lebih lunak sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.

Selain itu, enzim proteolitik papain sebagai pelarut lendir membantu membersihkan dinding usus dari jaringan mati dan bahan-bahan terbuang sehingga penyerapan berlangsung optimal. Papain juga memiliki efek antitoksin serta meningkatkan kekebalan tubuh.

Dengan mengonsumsi buah papaya dapat mengurangi ataupun mencegah sembelit baik pada anak-anak, orang dewasa bahkan hingga orang lanjut usia (lansia), dikarenakan pada buah papaya tersebut mengandung enzim papain yang sangat baik untuk proses mencerna protein di dalam tubuh sehingga lebih mudah diserap oleh usus.   

*Penulis Adalah Mahasiswa Jurusan Kimia Untan Pontianak

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan