SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Tahun Lalu, 1.250 Ha Lahan di Mempawah Terbakar

Tahun Lalu, 1.250 Ha Lahan di Mempawah Terbakar

Wakil Bupati Mempawah, H Muhammad Pagi, mengungkapkan data Kebakaran Hutan dan Lahan.[Suarakalbar/Dian Sastra]

Mempawah (Suara Kalbar)-  Wakil Bupati Mempawah, H Muhammad Pagi, mengungkapkan data Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi sepanjang tahun 2019 lalu. Sebanyak 1.250 ha lahan di 9 kecamatan ludes terbakar. Karena itu, persoalan Karhutla menjadi masalah serius yang harus ditanggulangi dan diantisipasi sejak dini.

“Kita lakukan evaluasi kasus Karhutla tahun 2019 di Kabupaten Mempawah. Luas lahan yang terbakar cukup besar yakni 1.250 ha. Jumlah ini meningkat hampir 40% dibandingkan tahun 2018 lalu seluas 800 ha,” ungkap Wabup Muhammad Pagi saat menghadiri kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Kabupaten Mempawah yang digelar Polres Mempawah di Wisata Nusantara yang mengangkat tema ‘Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Karhutla serta Pembuatan Cuka Kayu’, Senin (09/03/2020) pagi.

Menurut Wabup, salah satu faktor penyebab karhutla adalah perilaku masyarakat yang kurang baik. Misalnya, kebiasaan petani tradisional saat membuka lahan dengan cara dibakar, atau perilaku oknum masyarakat membuang puntung rokok di lahan gambut, hingga membuat api unggun di tengah hutan serta lainnya.

“Data penduduk di Kabupaten Mempawah 304 ribu jiwa, dan 60 persen bermata pencaharian sebagai petani. Saat ini, ada petani yang modern dan ada pula yang masih tradisional. Petani modern sudah menggunakan Alsintan yang modern dengan sistem pengelolaan lahan pun sudah canggih. Sedangkan tradisional, masih memakai metode kuno,” sebutnya.

Situasi itu, lanjut Wabup diperparah dengan lingkungan di Kabupaten Mempawah yang banyak terdapat lahan kosong serta hutan yang semakin gersang dan gundul. Akibatnya, penyerapan air di dalam tanah semakin berkurang hingga sangat rentan memicu terjadinya karhutla.

“Tanah gambut sudah tidak bisa lagi menampung air. Padahal, sewaktu saya kecil dulu tidak ada kebakaran hutan yang parah. Karena dulu tanah gambut masih menampung air. Hutan masih rimbun dengan cadangan air yang besar. Namun, sekarang hutan sudah gundul dan tanah pun kering akibat tidak menampung air. Maka, karhutla sangat mudah terjadi,” cecarnya.

Kedepan, Wabup menghendaki adanya langkah antisipasi yang cepat dan tepat. Sebab, penanggulangan karhutla harus dilakukan dengan serius dan tersistem. Kerjasama dan dukungan dari seluruh stakholder sangat penting.

“Pemerintah daerah sangat berkomitmen untuk menanggulangi dan mencegah karhutla di Kabupaten Mempawah. BPBD harus cepat membuat program kerja yang efektif dan segera lakukan koordinasi bersama semua pihak untuk mencegah karhutla. Jangan sampai kejadian karhutla di tahun 2019 lalu terulang kembali,” tukas Wabup.

Penulis : Dian Sastra

Editor   : Diko Eno

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan