SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Cegah Karhutla dengan Pembuatan Cuka Kayu di Mempawah

Cegah Karhutla dengan Pembuatan Cuka Kayu di Mempawah

Maraknya kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di tahun 2019 lalu, membuat Polres Mempawah bergerak cepat melakukan langkah antisipasi dini. [Suarakalbar/Dian Sastra]

Mempawah (Suara Kalbar)- Maraknya kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di tahun 2019 lalu, membuat Polres Mempawah bergerak cepat melakukan langkah antisipasi dini.

Salah satunya dengan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) yang mengangkat tema ‘Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Karhutla serta Pembuatan Cuka Kayu’.

Kegiatan yang dipusatkan di Wisata Nusantara Mempawah itu dibuka oleh Kapolres AKBP Tulus Sinaga, S.Ik, Senin (09/03/2020).

Selain Wabup, FGD turut dihadiri Muspida Pemerintah Kabupaten Mempawah, Manggala Agni, BPBD, dan Camat serta Kades se-Kabupaten Mempawah. FGD diharapkan dapat menjadi wadah untuk merumuskan kebijakan dan langkah strategis dalam penanganan dan antisipasi Karhutla di Kabupaten Mempawah.

“Karhutla menjadi tanggungjawab kita bersama. Mulai dari pemerintah daerah, TNI/Polri dan seluruh stakholder masyarakat,” tegas Kapolres Tulus.

Dia mengatakan, antisipasi dan pencegahan karhutla harus dilakukan dengan cepat, tepat dan efisien. Sebab, karhutla bisa terjadi dengan begitu cepat dan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan bahkan kesehatan manusia.

Selama ini pihaknya terus berupaya mengedepan upaya persuasif dengan menyampaikan imbauan dan meminta masyarakat agar tidak melakukan praktik membakar hutan dan lahan di lingkungannya.

“Akan tetapi seberapa efektif imbauan ini bisa mempengaruhi pola fikir masyarakat. Faktanya, mereka tetap membakar. Maka kita harus mengambil langkah progresif dan lebih maju. Kita harus bisa memberikan solusi kepada masyarakat agar tidak membakar hutan dan lahan,” katanya.

Menurut Kapolres lagi, upaya dan kreasi dari Manggala Agni dengan menciptakan pembuatan cuka kayu dinilai cukup brilian. Masyarakat pemilik lahan akan menebang lahan dan tebangan itu dibakar dengan tungku atau gentong, lalu menghasilkan air yang nantinya akan ditampung serta menjadi pupuk.

“Cuka kayu di olah menjadi pupuk, lalu hasilnya bisa lebih baik dibandingkan cara bertanam konvensional. Mungkin ini bisa menjadi upaya untuk pendekatan kepada masyarakat bisa dibarengi dengan terobosan kreatif yang digelorakan Manggala Agni. Demonstrasi dari Manggala Agni beberapa waktu lalu cukup positif jika diliat dari produk pertanian,” nilainya.

Penulis : Dian Satra

Editor.   : Diko Eno

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan