SPKS Dorong Penguatan Kelompok Tani di Sekadau
![]() |
Eko Sukamto, Fasilitator SPKS Nasional |
Sekadau (Suara Kalbar)- Serikat Petani Kelapa Sawit atau SPKS mendorong pentingnya penguatan kelembagaan ditingkat petani.
Penguatan tersebut meliputi Koperasi Unit Desa yang ada di daerah masing-masing maupun gabungan dari berbagai KUD yang ada.
Fasilitator SPKS Nasional, Eko Sukamto mengatakan keputusan dalam rapat Indeks K baik tingkat Kabupaten maupun tingkat Provinsi dapat menetukan harga TBS.
Maka jika lembaga tidak kuat maka perusahaan akan sewenang-wenang menentukan harga. Selain itu ia juga menekankan pentingnya pelatihan kepada petani agar petani bisa meningkat hasil produksi.
“SPKS selalu mendorong agar lembaga petani Sawit seperti KUD untuk kompak agar menjadi kekuatan para petani mempertahankan harga TBS,” ujarnya.
Selain itu, berdasarkan survey selama ini petani hanya bisa menghasilkan 18 ton per hektar setiap tahunnya. Untuk itu ia juga mendoring agar para petani secara berkala dilakukan pembekalan bagaimana caranya bisa meningkatkan hasil Sawit.
Saat ini ekspor kelapa sawit terbesar adalah ke negara China dan isu virus korona saat ini menjadi salah satu penyebab turunnya harga Sawit. Saat ini harga TBS ditingkat pabrik turun dari sebelumnya 2.000 ke harga 1.900 akibat isu tersebut.
“Isu Virus Corona sudah otomatis mengurangi ekspor ke China, untuk itu saat ini pemerintah berusaha mendorong agar ekspor CPO tidak hanya ke China namun akan berusaha mengembalikan ekspor ditampung di Eropa,” tutur, Eko Sukamto.
Sementara itu petani Kelapa Sawit di Sekadau, Muhamdi berharap peran serta pihak terkait agar para petani terus dibina terutama soal tata cara pengelolaan kebun agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Tata cara pemasaran juga perlu perhatikan agar para petani di Sekadau bisa sejahtera. Saat ini para petani menjual TBS ke tengkulak sehingga harga belum bisa maksimal.
“Kalau bisa pihak terkait agar mendorong para petani mendapatkan pelatihan agar bisa meningkatkan hasil kebun,” ujarnya.
Saat ini ditingkat petani juga sulit mendapat pupuk, untuk itu ia berharap dukungan semua pihak agar persoalan pupuk bisa diatasi.
Ia juga berharap harga TBS tetap stabil dan kalau bisa lebih meningkat lagi. Saat ini harga TBS ditingkat petani diangka Rp 1.400 sampai Rp 1.600
Penulis : Tambong Sudiyono
Editor : Diko Eno
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now