Pasar Ponsel Indonesia Diperkirakan Tumbuh 9 Persen di 2020
![]() |
Pasar ponsel Indonesia 2020 diperkirakan naik signifikan. Ilustrasi ponsel digunakan bermain game. [Shutterstock] |
Jakarta (Suara Kalbar)- Firma riset pasar produk teknologi IDC Indonesia memprediksi bahwa pasar ponsel Indonesia pada tahun 2020 akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hingga 9 persen.
Risky Febrian, Market Analyst IDC Indonesia, mengatakan pemicu utama naiknya pasar ponsel Indonesia di 2020 adalah regulasi validasi IMEI yang rencananya akan diimplementasikan pada 20 April mendatang. Aturan itu akan mencegah masuknya ponsel BM atau black market ke Nusantara.
“Tahun depan, pasar ponsel Indonesia akan tetap dinamis dengan growth Year on Year 8-9 persen, dibandingkan tahun ini. Aturan IMEI akan menekan laju peredaran ponsel BM yang pada akhirnya turut mendongkrak penjualan ponsel secara keseluruhan,” ujar Risky kepada Suara.com baru-baru ini.
Aturan IMEI juga akan memutus pasokan ponsel Xiaomi BM atau yang masuk ke Indonesia via jalur ilegal. Faktor ini akan turut meningkatkan penjualan ponsel di Indonesia pada 2020.
“Untuk meminimalisir reseller tidak resmi yang menjual kembali produk kami, mulai 16 Desember 2019, kami meminta pengertian dari pelanggan kami untuk melakuakan aktivasi ponsel di Authorized Mi Store,” terang Alvin Tse, Country Director Xiaomi Indonesia belum lama ini.
Berdasarkan penelusuran Suara.com, ponsel Xiaomi memang tercatat sebagai merek ponsel yang banyak dijual di pusat elektronik ITC Roxy Mas Jakarta.
“Xiaomi akan mempengaruhi trafik penjualan ponsel tahun depan. Apalagi, pimpinan mereka sudah menerbitkan surat terbuka. Ini bagus untuk menyehatkan industri ini,” lanjut Risky.
Pertarungan 4 rekan senegara: Oppo, Vivo, Xiaomi, dan Realme
Bicara apa yang akan terjadi di industri ponsel Indonesia tahun 2020, Risky meyakini bahwa ponsel China masih akan mendominasi.
“Untuk perkiraan ranking (penjualan ponsel), sangat dinamis sekali. Oppo, Vivo, Xiaomi masih memiliki tempat di situ. Apalagi, mereka berani memangkas jeda waktu peluncuran global dan secepatnya membawanya ke Indonesia. Mereka juga berani membawa spek tinggi dengan harga murah,” lanjut Risky.
Di sisi lain, Realme pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena jika submerek Oppo itu masih konsisten untuk bermain di kelas entry level, kata Risky, itu akan menguatkan bisnis mereka di Tanah Air.
“Realme berani membawa banyak produk di semua segmen pasar, dengan harga yang terjangkau. Itu modal besar untuk berkompetisi di Indonesia,” lanjut dia.
Sementara itu, tekanan ponsel China juga kian menghimpit Advan, satu-satunya ponsel lokal yang masih berkompetisi di industri ini.
“Ponsel lokal semakin tertekan jika mereka tidak berinovasi. Berat memang. Tapi kalau masih ingin berkompetisi, jangan cuma menawarkan harga murah saja. Harus ada ekosistem pendukung, seperti wearable,” pungkasnya.
Sumber >>Suara.com
Editor : Diko Eno
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now