Warga Tionghua di Bengkayang Gelar Ritual Minta Hujan

Warga Tionghua Bengkayang ritual minta hujan di Pekong Ariamarama [SuaraKalbar/Nadi].

Bengkayang (Suara Kalbar)- Kemarau panjang telah menyebabkan air sungai kering. Bahkan sumber air PDAM Bengkayang juga menyusut sehingga beberapa warga kesulitan dalam memperoleh air bersih selain itu kemarau panjang juga telah meimbulkan kabut asap di seluruh kecamatan se Kabupaten Bengkayang.

Setelah umat muslim menggelar salat Istisqa meminta hujan pada Jumat (20/9) bertempat di Halaman Kompi C Batalyon Infantri 645/ Gardatama Yuda Bengkayang, giliran warga Tionghoa di Pekong Ariamarama Bengkayang Jalan Migang Kelurahan Bumi Emas Kecamatan Bengkayang juga mengadakan ritual minta turunnya hujan.

Ritual dipimpin oleh Aliok bersama seorang rekannya yang dikenal juga merupakan Tatung atau dianggap “orang pandai” dan di saksikan oleh puluhan warga Tionghoa disekitar Kota Bengkayang.

Acara ritual meminta hujan diawali dengan acara sembayang bersama di Pekong Ariamarama Bengkayang,Jelas Seorang Warga Bengkayang Su Ji Nen alias Anen ditemui Minggu (22/9/2019) malam di Lokasi ritual sembayang meminta hujan.

“Ritual dilakukan karena kemarau panjang telah menyebabkan air kering dan warga Bengkayang kesulitan dalam mempeoleh air bersih. Selain itu kabut asap juga telah menimbulkan berbagai masalah, mulai dari timbulnya berbagai penyakit dan juga saat berkendaraa terutama kendaraan roda dua, mata terasa pedas dan hidung tersumbat,”tutur Aliok.

Aktivitas juga terganggu terutama pada pagi hari pukul 04.00 hingga pukul 07.00 Wib dan malam hari kabut asap tebal dan membatasi jarak pandang saat berkendara.

“Berdasarkan hasil ritual yang dilakukan tadi di Pekong Ariamarama, diperoleh informasi yang disampaikan oleh Tatung (orang Pandai Khusus Meminta Hujan) bahwa hujan akan turun dipikirkan sekitar satu hingga tiga hari kedepan,” pungkasnya.

Penulis: Nadi

Editor: Kundori