Pangdam XII Ajak GABCM Bersinergi Tangani Karhutla
![]() |
| Rakor Penguatan Pengendalian dan Penanggulangan Karhutla pada Lahan Gambut antara Badan Restorasi Gambut (BRG) RI bersama Stakeholder Provinsi Kalbar. [Suarakalbar/Redaksi] |
Pontianak (Suara Kalbar) – Pangdam XII Tanjungpura, Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad mengatakan upaya pencegahan dan menanggulangi terjadinya kebakaran lahan di wilayah Kalbar harus dengan kolaborasi dan sinergi dari goverment, akademisi, bisnis, comunity dan media (GABCM).
“Dengan mengkolaborasi kearifan nilai-nilai luhur yang ada di Kalimantan Barat dengan mengedepankan peran pemerintah, akademisi, perusahaan, tokoh masyarakat dan peran media diharapkan kemakmuran rakyat di Kalbar akan tercapai,” ujarnya saat menjadi salah satu narasumber pada Rapat Koordinasi Penguatan Pengendalian dan Penanggulangan Karhutla pada Lahan Gambut antara Badan Restorasi Gambut (BRG) RI bersama Stakeholder Provinsi Kalbar, Kamis (26/9/2019).
Rakor dibuka oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji dan turut dihadiri Kepala BRG RI, Wakil Gubernur Kalbar, Ketua DPRD Kalbar, Kapolda Kalbar, Danlantamal XII/Pontianak, Danlanud Supadio, Sekda Kalbar, Kajati Kalbar, Kapengti Kalbar, para Bupati/Walikota se-Kalbar serta seluruh stakeholder terkait lainnya.
Menurut pangdam, saat ini pemerintah mempunyai anggaran di BPBD, BRG, TNI-Polri dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Anggaran ini perlu disatukan dalam satu wadah sehingga semua dana yang ada itu dapat menjadi kekuatan untuk menanggulangi karhutla tahun depan.
“Istilahnya kita serbu atau keroyok ramai – ramai sehingga harapan gubernur dan presiden untuk Kalbar bebas asap dan api bisa kita wujudkan,” ujarnya.
Selanjutnya peran akademisi, diharapkan dapat diperoleh metode atau teknologi untuk menemukan bibit-bibit jenis padi baru yang bisa digunakan atau ditanam di lahan gambut atau garapan baru. Sehingga nantinya akan menjadi produk unggulan dari masyarakat setempat. Sedangkan pebisnis dalam membuka lahan perusahaan tidak boleh lagi membuka lahan dengan cara manual mereka harus menggunakan metode mekanisasi pertanian. Begitu juga dengan unsur lainnya.
Pencegahan karhutla dapat dilakukan dengan memanfaatkan kearifan lokal. Dari hasil pendalaman yang dilakukan terhadap budaya, di kalimantan ini ada budaya Huma Betang ternyata ini adalah kearifan lokal yang perlu dilestarikan. Budaya membuka lahan dalam huma betang semuanya terkonsep dan terkordinir.
“Ini kita perlu kita gali lagi, Ini bisa menjadi prototype yang akan kita bangun, huma betang ini tugasnya untuk kalau ada masyarakat yang akan membuka lahan harus menghubungi huma betang, mungkin ditingkat kelurahan dan tentunya harus difasilitasi sarana dan prasarana sehingga tentunya dengan sendirinya mereka akan secara mandiri melaksanakan pembukaan lahan secara terkoordinir,” terangnya.
Tidak kalah penting lagi media. Dengan program yang dipublikasikan ke media diharapkan masyarakat akan lebih cepat dalam mentransformasi dari gerakan upaya pencegahan karhutla yang akan dilaksanakan.
“Media tentunya sebagai penyeimbang dan katalisator serta informator, kita harapkan media-media kita memaksimalkan peran sertanya untuk mendukung program-program pemerintah yang ada,” harapnya.
Penulis: Pendam XII/Tpr
Editor: Hadi Lelono
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





