Tingkat konsumsi penduduk Kalbar masih dibawah AKG
![]() |
| Asistant II Pemprov Kalbar, Syarif Kamaruzzaman saat Seminar Nasional |
Pontianak (Suara Kalbar) – Upaya untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal khususnya untuk penyediaan pangan sudah sejak lama dilakukan, tetapi kenyataannya tidak banyak perubahan di masyarakat yang kita rasakan.
Hal ini tidak terlepas dari ketersediaan bahan baku yang masih terbatas yang berdampak pada harga sehingga menjadi lebih tinggi dan teknologi pengolahan pangannya yang masih terbatas serta rendahnya daya terima masyarakat.
Tingkat konsumsi penduduk Kalimantan Barat Tahun 2018 masih berada di bawah Angka Kecukupan Gizi (AKG) yaitu untuk konsumsi Energi baru mencapai 1.838 Kkal/Kap/Hari mencapai 91.90 % dari Angka Kecukupan Energi/AKE dan konsumsi protein yang sudah mencapai 56.72 gram/kap/hari mencapai 109,08 % dari Angka Kecukupan Protein/AKP.
“Untuk Kabupaten/Kota konsumsi energi kecuali Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Sambas semua Kab/Kota juga masih berada di bawah AKE. Sedangkan konsumsi protein hanya 3 Kabupaten/Kota di Kalbar yang berada di bawah AKP yaitu Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang dan Kabupaten Kapuas Hulu, sementara Kabupaten/Kota lainnya sudah melampaui AKP,” ungkap Assistant II Pemprov Kalbar, Syarif Kamaruzzaman saat pembukaan Seminar Nasional PATPI Cabang Pontianak Tahun 2019 belum lama ini.
Menurutnya komposisi konsumsi pangan penduduk Kalbar masih didominasi oleh kelompok pangan padi-padian terutama beras. Di sisi lain konsumsi kelompok sayur dan buah, pangan hewani, umbi-umbian, buah/biji berminyak, dan kacang-kacangan masih perlu ditingkatkan.
Nilai kualitas keseimbangan pola konsumsi penduduk Kalimantan Barat yang digambarkan dengan Skor PPH Tahun 2018 baru mencapai 82,86.
“Untuk Kabupaten/Kota tahun 2018 skor PPH tertunggu mencapai 91.97 yaitu di Kabupaten Kayong Utara sedangkan yang terendah mencapai 73.22 yaitu di Kabupaten Kapuas Hulu. Untuk itu Kalbar telah mentargetkan di akhir tahun 2023 skor PPH bisa ditingkatkan meniadi 92.00,” jelasnya.
Oleh sebab itu hal tersebut dijelaskan mantan Pj Sekda Kalbar ini menjadi tantangan tersendiri bagi para ahli teknologi pangan untuk terus mengembangkan teknologi pangan yang lebih efektif dan efisien yang hasilnya bisa diterima oleh masyarakat.
Upaya perbaikan pola konsumsi tentu perlu didukung dengan upaya penyediaannya. Dan untuk kemandirian penyediaannya selayaknya kita mengedepankan pemanfaatan sumber daya yang sejalan dengan Tema Seminar Nasional ini yaitu “Peningkatan Sumber Daya Lokal untuk Akselerasi Ketahanan Pangan dan Gizi”. Untuk itu strategi yang patut dan layak dikembangkan di masyarakat adalah melalui “pemanfaatan Pekarangan” sebagai sumber pemenuhan gizi keluarga secara mandiri,” paparnya.
Dijelaskannya bahwa seminar nasional ini tentu saja memberikan harapan yang besar bagi Kalbar untuk dapat melahirkan inovasi-inovasi cerdas di bidang teknologi pangan. Dan kehadiran PATPI tentu saja akan membawa para Ahli Teknologi Pangan untuk lebih fokus dalam membangun sinergi dengan Pemerintah khususnya Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
Di Kalbar sudah ditumbuhkan sebanyak 555 kelompok Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
“Untuk itu Provinsi dan Kabupaten/Kota perlu terus menumbuhkan lebih banyak lagi kawasan pemanfaatan pekarangan ini sehingga semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” pungkasnya.
Penulis : Dina Wardoyo
Editor : Kundori
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now




