Wagub, Provinsi Kalbar miliki 5.815 IKM
Pontianak (Suara Kalbar) – Sesuai data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar saat ini tercatat sebanyak 5.815 unit IKM yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota, yang mencakup 174 Kecamatan, 99 Kelurahan dan di 2.031 Desa.
Dari jumlah tersebut terdapat sebanyak 9 IKM Kalbar dari jenis produk pangan (empok durian, amplang dan aneka produk
panganan aloevera) serta satu produk keramik hias yang telah tersertifikasi sebagai One Village One Product (OVOP) oleh Kementerian Perindustrian RI.
“Dengan rincian 4 OVOP bintang 3 yaitu produk berkualitas cukup baik untuk pasar nasional atau domestik, 4 OVOP bintang 2 yaitu produk yang masih perlu bimbingan
dasar dan 1 OVOP bintang 1 yaitu produk masih perlu pengembangan,” ungkap Wakil Gubernur Kalimantan Barat, H Ria Norsan, Kamis (2/5/2019) saat menghadiri acara Pembukaan e-Smart IKM di Hotel Golden Tulip.
Berbicara mengenai OVOP ini, maka keberadaan IKM yang cukup besar jumlahnya. “Tentu sangat diharapkan juga berperan dalam mendorong terwujudnya
Desa Mandiri yang saat ini baru ada 1/Desa di Provinsi Kalbar yaitu Desa Sutra di Kabupaten Kayong Utara,” jelasnya.
Dengan potensi Kalbar yang sangat besar dan strategis tersebut baik di lingkup nasional bahkan ASEAN, namun realitanya potensi tersebut masih belum dapat
meningkatkan daya saing daerah dan meningkatkan nilai tambah daerah. Hal ini disebabkan lambatnya pertumbuhan sektor industri Kalbar, bahkan sempat menga|ami deindustrialisasi sejak tahun 2000 hingga tahun 2015 (yaitu dari 24,1 % kontribusinya di Tahun 2000 menjadi tinggal 15,80% pada Tahun 2015) dan baru mulai meningkat kembali sejak tahun 2016.
Laju perkembangan industri Kalbar yang dikemukakan di atas, diakui Ria Norsam memang masih sangat lambat, hal ini disebabkan adanya permasalahan mendasar yaitu pertama, minimnya infrastruktur pendukung industri utamanya pelabuhan laut yang saat ini sedang dalam penyelesaian, jalan dan jembatan yang sesuai dengan kebutuhan kawasan industri).
Kedua, perwilayah industri (belum adanya Kawasan industri dan sentra IKM by design yang beroperasi) dan yang ketiga, tingkat kompetensi dan pendidikan sumber daya manusia (SDM) yang diukur dari lama rata-rata sekolah di Kalbar baru mencapai 7,05 Tahun.
“Kami menyadari dengan masih banyaknya pekerjaan rumah yang harus dibenahi untuk menjadikan Kalbar yang berdaya saing untuk kesejahteraan masyarakat, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Kalbar, apalagi kita sudah memasuki tahap Revolusi Industri Fourpoint zero yang telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental,” paparnya.
Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke 4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. “Karena kemajuan teknologi baru ini telah mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis sehingga mempengaruhi semua disiplin ilmu ekonomi, industri dan pemerintahan,” ujarnya.
Dijelaskannya, dalam menghadapi era industri 4.0. Pemerintah Provinsi Kalbar, juga telah berinovasi membangun Griya IKM dan mengembangkan Sistem informasi dan Promosi Industri (SIPI) IKM Kalbar.
Keberadaan Griya IKM dan SIPI IKM ini telah menjadi tempat masuknya komponen networking berbasis komunitas (dari, oleh dan untuk IKM), menjadi tempat display produk IKM serta penggunaan teknologi informasi untuk mengolah data dan mempublikasi informasi berkaitan dengan industri produk olahan, memfasilitasi sertifikasi halal, HAKI, memfasilitasi perizinan serta pemasaran dan display produk terseleksi secara online.
“IKM ini diharapkan dapat melakukan transaksi online di marketplace seperti shopee, Iazada, blibli dan bukalapak,” urainya.
“Sangat disadari bersama bahwa perkembangan IKM juga sangat bervariasi ada yang sudah menjual produknya dengan memanfaatkan tekologi atau secara online namun sebagian besar masih offline,” tuturnya.
Terkait e-Smart IKM yang merupakan sistem basis data yang tersaji dalam prof|| industri, sentra, dan produk yang diintegrasikan dengan marketp/ace yang teIah ada, telah memberi peluang yang sangat besar bagi kemajuan IKM, karena terdapat 9 (sembilan) komoditas yang masuk ke dalam skema e-Smart IKM ini, yakni makanan dan minuman, logam, perhiasan, herbal, kosmetik, fesyen, kerajinan, furnitur, dan industri kreatif lainnya.
Dengan dimanfaatkannya e-Smart IKM ini, maka pelaku IKM didorong untuk memasuki online marketplace, sehingga Pemerintah dan Pemerintah Daerah khususnya Pemerintah Provinsi Kalbar memiliki gambaran dan peta yang jelas mengenai perkembangan IKM untuk ditindaklanjuti dalam bentuk pembinaan melalui programprogram/kegiatan yang bersifat teknis seperti kegiatan yang kita laksanakan ini.
“Saya minta kepada seluruh pelaku |KM bahwa keberadaan e-Smart IKM ini bukan untuk menghambat kemajuan IKM tapi untuk mendorong IKM ke dalam online marketplace dan memacu IKM agar naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi sehingga mampu bersaing dan tidak ketinggalan dalam kompetisi yang semakin komplek saat ini,” pintanya.
Penulis : Humpro Pemprov Kalbar
Editor. : Dina Wardoyo
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now