Warga perbatasan dambakan pembangunan jalan dan jembatan
![]() |
| Warga di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Bengkayang, Kalbar dambakan jembatan |
Bengkayang (Suara Kalbar) -Masyarakat perbatasan di desa Tawang, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang mendesak agar pemerintah di Kabupaten, Provinsi hingga pemerintah Pusat segera membangun infrastruktur jalan dan jembatan.
Karena kedua kebutuhan tersebut yang menjadi impian lama mereka sejak 73 tahun Indonesia merdeka. Masyarakat berharap pemerintah memberikan perubahan bagi warga disana.
Desa Tawang merupakan dari sekian desa di Indonesia yang masih tergolong daerah 3T ( Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Selain menjadi daerah terisolir, Tawang juga tak begitu menikmati pembangunan sejati daerah lainnya.
Saat ini, warga Tawang harus menempuh jalan tikus, dan menyeberang sungai jika hendak menuju Kota Kecamatan untuk keluar masuk membawa hasil pertanian. Warga Tawang juga membawanya hasil tani dengan cara dipikul selama 10 jam perjalanan.
Bagi warga Tawang, melintas jalur sungai sudah menjadi hal yang biasa dilakukan. Pada setiap hari berjalan kaki, bahkan harus naik turun bukit jalan tikus.
Sebagian dari jembatan darurat penghubung ambruk. Jembatan dengan ketinggian 30 meter, dan panjang 85 meter dari dasar sungai.
Jembatan yang dibuat itupun hasil swadaya masyarakat setempat, yang hanya mampu bertahan paling lama lima bulan, kemudian seterusnya akan dibangun kembali.
Menurut Kepala Desa Tawang, Penhius masyarakat Tawang, menaruh harapan besar kepada pemerintah, terutama Kalbar agar serius memperhatikan kondisi daerah Tawang.
“Karena jalan dan jembatan adalah satu kesatuan yang berkait erat dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Sebab jalan dan jembatan ini adalah akses yang tiap hari dilalui masyarakat, keluar dan masuknya membawa hasil tani,” ungkap Kades Tawang, belum lama ini.
Lanjut Penhius, jumlah jembatan darurat terbuat dari bambu di Desanya sebanyak lima buah dengan ukuran panjangnya 70-85 meter.
“Jembatan bambu yang dilalui warga setiap hari rawan dan cukup mengancam keselamatan warga. Karena sudah pernah memakan korban akibat jembatan ambruk”, ucapnya.
Ambruknya jembatan tua tersebut kata Penhius, karena sudah tidak mampu menahan beban yang berat.
Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Bengkayang, Eddy saat diwawancarai Suara Pemred via WhatsApp mengatakan sebelumnya mengaku prihatin dengan kondisi infrastruktur yang belum memadai di Desa Tawang, Kec. Siding, dan juga daerah lainnya di Kabupaten Bengkayang.
“Aspirasi masyarakat di wilayah tersebut harus menjadi perhatian, memang kondisi keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten terbatas, tetapi pengusulan pengganggarannya dapat juga disampaikan kepada Pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Pemerintah Daerah Provinsi,” jelas Eddy.
Eddy berharap, kedepannya bisa bersama-sama memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, terutama yang masih belum tersentuh sama sekali pembangunan, seperti Insfratruktur jalan, bagi masyarakat pedalaman yang masih tertinggal
“Semoga kedepan dapat kita perjuangkan bersama, saya secara pribadi memahami kondisi kesulitan warga kita yang ada di wilayah Kec. Siding. Kita sama-sama berjuang untuk itu,” tutupnya (rb)
Editor: Kundori
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





