SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Opini – Fanatisme Politik Pilpres 2019

Opini – Fanatisme Politik Pilpres 2019

Oleh: Legyana Ramadhani

BUKAN salah Jokowi dan Prabowo. Yang ada yaitu rasa ketakutan yang ada di hati kecil kita semua. Itulah awal dari suasana gerah politik yang kita rasakan sekarang.

Sejak sekitar satu dekade lalu, obrolan politik bukan lagi tentang barang mewah milik Parpol, Pemerintahan, maupun Akademisi. Sekarang semua orang sudah bisa berargumen tentang politik di media sosial. Maklum saja, di tahun politik ini tak hanya orang yang paham politik saja, tapi kecebong milenial kemudian remaja labil juga mendadak politis.

Berbeda dengan ruang publik yang nyata, ruang publik di dunia maya lebih susah dikontrol. Mau kita tampil anonim ataupun alter ego sekalipun tidak ada yang melarang. Ruang diskusi bercampur antara fakta dan fiksi, antara argumen dan sentimen.

Disadari atau tidak media sosial menjadi “Sumber Ketakutan” yang terasa sejak hingar bingar Pilpres 2014, kemudian ke Pilkada DKI 2017, dan berlanjut hingga Pilpres 2019.

Alih-alih mencerdaskan, media sosial dikuasai oleh pasukan cyber  yang menebarkan ketakutan ke semua orang, sehingga mengganggu ketentraman hidup. Kita ditakut-takuti oleh media sosial. Takut kalah, takut menderita, takut ditindas, hingga takut miskin. Jika sudah takut maka sia-sia saja pendidikan tinggi yang kita tempuh. Otak gagal untuk mengolah informasi, kalah dengan emosi.

Hingga akhirnya, kita melahap apapun yang membuat kita merasa aman dan nyaman. Perlahan-lahan gaya masyarakat berpolitik tidak ada bedanya dengan fans Kpopers. Kita menjadi fanatik, idola lain banyak fans, dibully.

Maka dari itu, berhentilah ‘mengkonsumsi’ ketakutan dari media sosial. Mulailah mencari informasi yang aktual dari kedua kubu politik dan jangan mudah menerima berita hoax. Jangan mau dibodohi lewat media sosial. Nikmati dramanya dengan santai bersama segelas kopi, tapi jangan mau diadu.

Memilih Jokowi atau Prabowo itu perkara kopi susu dan kopi hitam. Sederhananya, itu urusan selera. Kumpulkan informasi yang akurat, lalu pilih sesuai nurani. Tidak perlu jadi kopi rasa memperalat ulama, pro cina, komunis, syiah, ataupun liberal. Tidak usah dibikin ribet.

*Penulis adalah mahasiswa FUAD IAIN Pontianak semester akhir. 

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan