SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Terima Abu di Rabu Abu

Terima Abu di Rabu Abu

Ketapang (Suara Kalbar) – “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil, demikian kata seorang Imam atau Pro Diakon,  sembari memoleskan abu membentuk salib pada kening umat. Dan umat yang menerima abu daun palem yang dibakar pun menjawab, “Amin. ”

Hari ini (14/2), bertepatan dengan Hari Rabu Abu dalam Kalender Liturgi, seluruh Gereja Katholik  menerima abu pada misa Rabu Abu ini.

Bertepatan dengan Hari Rabu ini pulalah umat Paroki St. Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang mengadakan Misa Hari Rabu pada pukul 19.00 – 21.00 wib di Gereja Paroki St. Agustinus.

Penerimaan abu ini, kata Pastor Paroki St. Agustinus Payak Kumang,  Pastor Yustinus Sukardi, CP, merupakan simbol pertobatan.

Karena itu,  selama Masa Pra Paskah, yang berlangsung selama 40 hari,  dihitung dari Hari Rabu Abu sampai Hari Jum’at Agung, tiga hari sebelum Hari Raya Paskah, merupakan kesempatan bagi seluruh umat Katholik untuk bertobat.

“Masa Pra Paskah ini adalah kesempatan untuk membuang sifat-sifat buruk dan menggantikannya dengan sifat-sifat baik,” ujar Romo Sukardi.

Bertepatan dengan Masa Pra Paskah ini,  Uskup Keuskupan Ketapang,  Mgr. Pius Riana Prabdi pun mengeluarkan Surat Gembalanya.

Dalam Surat Gembalanya,  Mgr. Pius mengajak seluruh umat beriman untuk menyiapkan hati menyambut Masa

Prapaskah, yang dimulai pada Rabu Abu tgl.

14 Februari 2018.

Selama masa Prapaskah, tulis Mgr. Pius,  umat mempunyai waktu khusus untuk memperdalam iman

agar semakin militan. Masa Prapaskah adalah

kesempatan untuk mempertajam hati nurani karena

tema yang ditawarkan oleh Panitia APP Regio

Kalimantan sangat menantang: Bergerak dan Berjuanglah Mewujudkan Sukacita Seluruh Ciptaan di

Bumi Kalimantan”, urai Gembala Umat Katholik di Kabupaten Ketapang dan KKU itu.

“Sebagai warga Kalimantan Barat,

kita sedang bersiap sedia untuk mengikuti Pilkada

Gubernur. Ketiga peristiwa penting itu, mengajak kita

untuk peduli pada

lingkungan hidup dan pada pemimpin daerah yang

berkualitas. Kepedulian kita berdasarkan tiga

keutamaan kristiani yakni iman, harapan dan kasih.

Dengan iman yang tulus, kita pun harus peduli demi terwujudnya bumi

Kalimantan yang asri. Dengan harapan yang jernih, kita peduli dipanggil menjadi pemilih cerdas dan suci,” ujar Mgr. Pius.

Di akhir Surat Gembalanya, tertanggal 31 Januari 2018, Mgr. Pius mengajak seluruh umat untuk bergerak dan terus berjuang melahirkan tindakan-tindakan yang positif terhadap ibu bumi.

“Marilah kita berhenti saling menyalahkan. Kita

mengembangkan sikap saling mengampuni atas kesalahan kita bersama melukai bumi. Marilah kita memulai lagi bertindak dengan penuh sukacita melakukan pertobatan ekologis. Kita tanami tepi-tepi sungai dan sumber air dengan tanaman penahan air, kita tumbuhkan pohon-pohon di sekitar rumah kita dan menjaga kebersihan udara dengan perilaku yang sehat. Saya mengajak seluruh umat untuk mengingat dan

melaksanakan terus bahwa bulan Desember adalah

bulan menanam. Marilah ‘menanam’ kita jadikan gerakan bersama sebagai buah pertobatan kita pada masa Prapaskah ini,” ajak Mgr. Pius.

Selama Masa Pra Paskah, Gereja Katolik menjalankan pantang bagi yang berusia 14 tahun ke atas dan puasa bagi yang berusia 18 – 58 tahun. Pantang dijalankan pada Hari Rabu Abu, setiap hari Jum’at selama Masa Pra Paskah dan Hari Jum’at Agung, tiga hari sebelum Paskah. Sedangkan puasa dijalankan pada Hari Rabu Abu dan hari Jum’at Agung. Pada saat berpantang, misalnya tidak makan daging, rokok dan pada saat puasa hanya boleh makan kenyang sekali sehari.

Penulis: Thomas Tion

Editor: Kundori

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan