Intensitas Angkutan TBS Over Kapasitas, Jalan Rawak Hancur

JALAN RAWAK HANCUR

Sekadau (Suara Kalbar) – Jalan Sekadau-Rawak kini kondisinya sudah hancur lebur dan berlubang disana-sini.

Bak cendawan di musim hujan saat ini kondisi jalan Rawak yang terparah hampir di semua titik bahkan kerusakan terparah terpantau dari simpang PT. Multi Jaya Perkasa (MJP) sampai ke kota sekadau terutama daerah Mungguk Rangsa.

“Bahkan lubang besar ditengah jalan sudah semakin melebar saja. Pas di Selalong I tepatnya dekat gorong-gorong di sungai Selaban. Lubang itu semakin hari semakin melebar saja. Karna jalan itu adalah jalan provinsi maka tentu saja tangungjawab kerusakan adalah pemerintah provinsi,”kata Anggota DPRD Sekadau Abuntono,  Minggu (4/2).

Menurut Abun, tak dapat dipungkiri lagi kerusakan jalan tersebut di picu oleh angkutan Tandan Buah Segar (TBS) milik MJP. Ditambah curah hujan tinggi dan truk-truk angkutan TBS diluar kapasitas.

“Semua ini menjadi pemicu kerusakan, karna MJP untuk angkutan TBS Inti mengunakan truk puso,dengan kapasitas belasan ton,”ucap Abun legislator Hanura ini.

Karna mereka (MJP red) lanjut Abun lagi, yang menpercepat kerusakan, maka sudah seharusnya menbantu perbaikan. Dengan cara di timbun batu pada jalan yang berlubang tersebut.

“Setiap perusahaan seharusnya wajib menbantu pemerintah untuk perbaikan jalan apalagi mereka yang paling dominan mengunakan jalan itu,”ujar Abun.

Abun memperkirakan, kalau tidak segera ada perbaikan, maka sudah dapat dipastikan dalam waktu semingu lagi, lubang yang mengangga di tengah akan semakin menbesar. “Kalau sudah begitu arus transportasi akan lumpuh total,” ingatnya.

Ditempat terpisah Hendi, wakil ketua DPRD Sekadau menyayangkan adanya kerusakan yang jalan yang terkesan di abaikan.

Sebab,menurut Hendi jalan tersebut adalaha jalan Sekadau -Rawak, Nanga Taman dan Nanga Mahap. Jadi,seandainya jalan itu putus,maka perekonomian warga, sudah dipastikan lumpuh. Sebab kerusakan jalan juga mennjadi pemicu naiknya harga kebutuhan pokok

“Sedangkan harga-harga hasil alam akan semakin murah.Misalnya harga kulat getah. Saya kwatir  apabila hal ini di biarkan, maka dapat melemahkan daya beli masyarakat,”kata Hendi.

Penulis: Sudarno

Editor: Kundori